Jazz. Bermain musik jazz berarti merealisasikan nilai-nilai kebebasan, spontanitas, progresiv, dan multikurtural, paling tidak ditinjau dari sudut pandang jazz masa kini. Memang pada awal kemunculannya, jazz masih dinisbahkan pada segala yang berbau hitam, afrostyle dan amerikan, misalnya pada kecendrungan scale yang tak jauh dari unsure-unsur blues, country, dan ragtime scale. Namun setelah wilayah pengaruhnya telah melewati batas-batas etnik, bangsa dan Negara, jazz mulai dirasuki idealime tempat dimana ia dimainkan Ketika jazz mulai diminati orang kulit putih yang berakar pada budaya romawi- yudea kristen, maka jazz pun mulai dengan scale-scale modal spt, dorian, locrian mixolidian dll. Dan ketika jazz bersentuhan dengan orang-orang atau pikiran2 Asia, jazz pun dirambati oleh scale dan irama-irama asia ; pentatonic, Arabic scale, bahkan pelog dan slendro. Dan semua itu sah-sah saja bagi jazz karena watak bebas dan inklusifnya. Jazz membebaskan orang dari keterpakuan dan kekakuan budaya. Jazz membuat orang saling menghargai pada ekspresi pribadi dan kecendrungan budayanya. Jazz meletakkan dasar-dasar progresivitas dan eksplorasi musik yang tak terbatas, jazz adalah kemungkinan2 yang tak terduga dan pada gilirannya akan melahirkan manusia multikultural, toleran dan cerdas. Pokoknya jazz meruntuhkan sekat-sekat yang membuat orang saling curiga, bermusuhan dan merendahkan. Sampai kini orang masih terus melakukan eksperimen2 terhadap jazz. Chord-chord subtitute akan terus bertambah, voicing akan semakin kaya dan bervariasi, scale-scale akan smakin tak terduga dan tentu saja superimpose terhadapnya akan kian mencengangkan, that’s Jazz!. wassalam Jakarta 14 januari 2011 Syafiyullah Pilman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar