Jumat, 25 November 2011

MORALITAS MENURUT ORANG MANDAR

Saiyed Harun Puang Ngakki Kali Pamboang mengajukan pertanyaan kepada putra-putrinya mengenai hakekat manusia yang sesungguhnya. " Inna disanga tau tongattongang?, manusia yang bagaimana dapat disebut manusia yang sesungguhnya?. Pertanyaan itu dijawab oleh salah seorang anaknya yang bernama I Puang Cippi, " Yang disebut manusia yang sesungguhnya ialah apabila sudah ada kepalanya, ada matanya, ada hidungnya, ada lidahnya, dan ada kakinya, seperti kita semua ini." Saiyed Harun menanggapinya, " Kalau karena ada kepala, ada mata, ada hidung, ada lidah, ada kaki, maka disebut manusia, hal itu tentulah tidak benar." Kini I Puang Dayang menjawab, yang dinamakan manusia yang sesungguhnya seperti wujud kita ini dari Allah Subhanahu wa taala, mempunyai akal budi, pikiran, perasaan, tahu membedakan baik dan buruk." Saiyed Harun menanggapinya lagi, " Sudah benar jawaban itu." Spontan I Puang Yagu mengajukan pula pendapatnya, " Mohon maaf Puang, mohon maaf kakanda, saya tidak menyalahkan jawaban kakanda karena memang tidak salah. Hanya ingin melengkapinya sebab rasanya belum lengkap menurut penadaptku." " Ia pahangngu, ia disanga tau tongattongang, ia bassa ita' di'e, binru' laheranna, ia maappunnai akal pikkirang, naissang inna disanga mapia, inna kadae' disese'na Asllangang, disesena odiada' dibeasa, maappunnai pau ia sitinaya napoloa ( Saya berpendapat bahwa yang disebut manusia yang sesungguhnya, seperti wujud kita ini pada lahiriahnya, yang mempunyai akal dan pikiran, tahu mana yang baik dan mana yang buruk menurut Islam, dan sesuai pula adat dan tradisi, mempunyai harga diri dan rasa malu menurut sewajarnya, bertingkah laku yang menurut sopan santun, mempunyai budi bahasa dan tutur kata yang cermat dan hormat.) Saiyed Harun Puang Ngakki membenarkan jawaban anaknya lalu ia menjelaskan bahwa sesungguhnya budi pekertilah yang disebut manusia, bukan rupa atau lahiriah. Sifat yang membedakan hewan dan manusia ialah siri' atau harga diri. Bukan akal. Hewan tahu lari kalau ada orang yang mecambuknya. Manusia juga demikian halnya. Kalau ada orang yang hidup hanya mementingkan keserakahan saja, orang itu disebut manusia kera, kalau ada orang yg hidup mengandalkan keberanian saja, orang itu disebut manusia macan, orang yang hidup hanya mengandalkan kekuatan saja smata, orang itu disebut manusia kerbau, kalau hanya mementingkan akal bulusnya saja, orang itu disebut manusia ular, sedang yang hidup hanya mngurusi makan minum saja, disebut manusia kambing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar