Jumat, 29 November 2013

NARSIS DAN SIRI' YANG SALAH KAPRAH


NARSIS DAN SIRI’ YANG SALAH KAPRAH

Mengapa sering terjadi orang Mandar mengamuk membabi buta, menyerang kanan- kiri. Atau suka membanting barang-barang yang ada di sekelilingnya lalu memaki dan memarah-marahi orang. Apakah ini fenomena “siri” atau sebuah ungkapan rasa harga diri yang telah dilanggar dan direndahkan?. Ya, ini adalah salah satu pernyataan siri yang buruk tanpa makna. Dan pelakunya adalah seorang yang telah menginternalisasi konsep diri yang salah kaprah sebab di masa lalu telah mengalami perlakuan yang traumatik secara pisik dan psikis. Apa yang terjadi, adalah luapan self defense mechanism yang menjadi tindakan putus asa yang tak lagi melihat titik terang masalahnya.

Terlepas dari penyebab dari perbuatan “ mallaupuru’ itu, pelakunya sebenarnya tidak sedang melakukan penegakan sebuah harga diri atau menegaskan martabat atau harkat pribadinya sebagai sesuatu nilai yang dianggap tinggi di Mandar, tapi sedang melakukan pembalasan terhadap citra dirinya yang tercoreng alias sedang mempraktekkan narsisme. Nah, siri yang ditunjukkan dengan melanggar hak-hak orang lain tanpa rasa bersalah itulah yang disebut narsis alias cinta diri yang tanpa batas.

Orang yang tinggi harga diri ( self esteem), martabat dan harkat pribadinya, justru akan menghindari tindakan kekerasan atau perbuatan kasar dan menghargai orang. Sebab Itu diyakini akan bisa memudarkan aura dan marwahnya sebagai orang yang mempunyai darah putih alias kebangsawanan dalam pengertian adat dan religious. Tindakan mallaupuru’ sejatinya adalah memusuhi aturan agama dan dunia atas dalam konteks adat budaya.

Menifestasi narsisme juga ditunjukkan juga secara gamblang oleh manusia era digital dengan mengapload foto dan mengupdate status di media-media sosial. Tingkatnya dari yang paling wajar sampai yang paling merusak. Tindakan narsis yang seolah ingin unjuk kebesaran dan kehebatan diri alias memberi asupan siri’ adalah dengan sering mengapload foto diri sendiri bersama pejabat anu atau gambar sedang berada di Paris, New York, London atau tempat-tempat terkenal di luar negeri. Atau sedang makan pizza, ayam gorng ala KFC, Mekdi dll, Semua itu bertujuan agar ingin dibilang gaul dan berkelas. Perwujudan dari self absorb dan self centered yang kelewat.

Jika sekedar berfoto dengan teman sejawat, atau sedang menikmati suasana tertentu di pantai atau dipegunungan, itu sangat manusiawi. Manusia memang suka mengabadikan dan senang pada suatu moment-moment bahagia, indah dan berkesan dalam hidupnya. Cinta diri dalam taraf yang wajar adalah keharusan dan merupakan wujud dari rasa syukur dan penerimaan diri sendiri. Lagu The Greatest Love of All mengatakan “ Learn to Love Your Self” atau belajarlah mencantai diri sendiri.

Promosi diri sendiri itu harus, agar kita juga dikenal dan punya peluang untuk maju. Tapi jika yang ditonjolkan adalah realitas palsu atau sekedar image hampa belaka, ini yang merusak. Banyak sudah fasbukers yang jadi korban dari orang dengan identitas palsu yang punya “ alamat palsu” tidak sekedar ditipu secara ekonomis, tapi sering ABG2 diperkosa lalu dibunuh oleh manusia-manusia narsis yang psikopat itu.

Mempromosikan diri untuk memberi kemamfaatan bagi orang lain itu harus, tapi mengiklankan diri hanya untuk sekedar dibilang cantik, hebat dan berkelas, tak ada gunanya karena justru bisa dimaknai sebagai pameran kebodohan dan kebebalan belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar