Selasa, 06 Mei 2014

ANAK-ANAK YANG TERABAIKAN

Maraknya maksiat sosial, pelecehan seks dan sikap abai terhadap anak-anak adalah akibat hilangnya rasa malu, rasa cinta pada anak serta keteladanan orang tua. Dalam lingkungan komunitas kecil, jika ada seorang yang disegani dan dihormati karena sikap keteladanan dan sifat pedulinya, maka kecil kemungkinan seseorang akan menunjukkan sikap menyimpang dan tidak senonoh yang memalukan. Malahan akan mati-matian menjaga kelangsungan komunitas agar bisa terus berkiprah dan berbakti di dalamnya. Dan untuk menjaga mekanisme sosial yang telah built in itu, perlu terus di kelola system komunikasi dan interaksi yang intens dan kerap. Harus selalu ada bentuk warning atau peringatan dini untuk konsisten dengan nilai-nilai komunitas yang di anut, serta norma dan sanksi sosial yang mungkin diterapkan.

Para tokoh komunitas yang menjadi panutan dan contoh teladan kecil kemungkinan untuk disanggah dan dibantah pendapat dan arahannya, kecuali ia telah berubah menjadi monster atau predator. Tapi selama ia masih memegang teguh prinsip-prinisip agama, sosial dan budaya, maka ia akan menjadi lokomotif bagi kemajuan atau perubahan kearah yang labih baik. Ironisnya, tokoh-tokoh panutan, jujur dan berintegritas, sangat jarang kita temui dewasa ini disemua, institusi, instansi,organisasi dan lingkup wilayah pemerintahan local maupun pusat, bahkan di sekolah dan rumah. Yang lebih langka adalah tokoh panutan yang dihormati dan disegani secara nasional.

Peran sang tokoh panutan itu sangat besar dalam mengeliminir setiap niat dan prilaku buruk orang yang berada dalam tanggung jawabnya. Seorang Ayah yang berwibawa dan dihormati, akan mencegah anak-anaknya melakukan sikap tidak terpuji apalagi maksiat dan kekerasan di manapun ia berada. Ia tidak akan berani membuat malu dan mencoreng wajah ayah yang dicintai dan disegani,seberapa besarpun tekanan lingkungan dan teman-temannya. Ia senantiasa akan menjaga perilakunya agar tak mendapat celaan apalagi teguran ayahnya yang telah menjadi identifikasi bagi dirinya.

Orang tua yang hendak mendapatkan nilai tinggi di mata anak-anaknya, haruslah mengerti jiwa anak yang sangat butuh perhatian dan kasih sayang serta keteladanan dan arahan. Orang tua yang tidak menghargai anaknya, jangan harap akan mendapat perlakuan sebaliknya dari anaknya. Harga diri anak harus selalu dijaga dengan tak suka memaksa, mengerasi apalagi memukulnya. Anak yang sering dikasari dan dipukul sejak kecil, kelak akan kehilangan harga diri, sehingga ia akan dengan mudah melanggar aturan dan keharusan yang melekat dalam setiap peran sosialnya. Sifat aniaya SY terhadap Renggo Khadafi, siswa SD Negeri 9 Makassar, Jakarta Timur tidak datang dengan sendirinya. Ia adalah hasil bentukan tak terkontrol dari lingkungan dan terutama hasil meneladani prilaku orang tuanya. Dan Emon yang melecahkan 89 anak di Sukabumi adalah hasil maksimal dari didikan orang tua yang sangat liar dan kejam.

Mencari tulisan, artikel dan parenting anak yang kontennya tentang sikap moral dan agama anak, jarang di dapat, kebanyakan adalah tentang : bagaimana membuat anak lebih cerdas, membangkitkan nafsu makan anak, tentang mainan anak, menangani anak cuek dan autis, mengapa anak gagap dan stuip, dll. Saya pernah melihat seorang anak TK yang selalu mengganggu teman-temannya, bahkan suka menjegal dan menendang. Kejadian serupa lebih sering saya lihat di SD dan sekolah menengah. Nah,hal itu harus menjadi perhatian dan kepedulian para guru. Prilaku anak yang kasar yang didapat dari rumah atau orangtunya itu menular, dan akhirnya akan ditiru dan dianut oleh teman-temannya dari keluarga baik-baik.

Anak adalah “ peniru yang ulung”, dan sifat ini adalah modal atau asset bagi pendidikan dan perkembangan anak. Jika anak bisa meniru dan dibiasakan salat berjamaah dan berdoa, maka ia juga pasti bisa meniru temannya yang suka menampar, menendang, berkata kasar dan berkelahi. Sifat lain dari anak adalah suka merasa heran dan takjub, tapi belum bersifat kritis dan kreatif. Makanya hindari mereka dari melihat aksi para jagoan film kartun maupun animasi dan games yang menyuguhkan perkelahian dan kekerasan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar