Senin, 30 Mei 2016

MAJENE KOTA DANGDUT

Jakarta, Surabaya, serta bandung boleh bangga dengan musick Jazz dan rocknya, Bali dengan Gong Kebyarnya, atau Jokyakarta dengan Gamelannya, tapi Mandar, khususnya Kabupaten Majene yang berada di Provinsi Sulawesi Barat harus bangga dengan musick Dangdutnya. Betapa tidak, dalam satu dasawarsa ini, dari kota yang lebih dikenal selama ini dengan Jepa-jepa dan perahu Sandenya, telah melahirkan jawara-jawara dangdut dalam berbagai ajang festival. Dan lomba. Yang paling anyar adalah Ical yang menjadi juara satu dalam ajang Dangdut Akademi Indosiar. Lalu ada Nurdin yang juara satu pada ajang KDI, yang juga pernah dimenangi oleh Siti. Kendati yang terakhir tak mewakili Majene, tapi semua oranng tahu bahwa Siti berdarah Majene atau Mandar.

Tentu saja tesisi ini masih sangat premature. Sebab untuk menyebut sebuah kota identik dengan musick atau seni tertentu, harus ada berbagai indikatornya yang bersifat valid dan konstan. Misalnya, New Orleans yang identik dengan musik Jazz karena di sana memang orang-orang pada menggemari jazz secara otentik. Ada berbagai komunitas jazz dan group yang memenuhi kota. Dengan tradisi jazznya yang kuat dan panjang. Di New Orleans, jazz telah lama menjadi bagian dari kehidupan penduduknya, bahkan sampai pada kematian. ( Lihat Jazz Funeral di Wikipedia ).

Namun munculnya Ical, Nurdin atau Siti KDI, atau yang lain. yang telah mempopulerkan Majene atau Mandar ke seantero Nusantara, tentu bukanlah suatu hal kebetulan dan bersifat musiman belaka. Di Mandar, musik yang kedangdut-dangdutan memang juga sudah mentradisi, kendati belum ada orang yang meninggal didangdutin. Simak saja rekaman-rekaman musik komersial dari Mandar, mayoritas diwarnai dengan aroma dangdutisme, walau berbahasa daerah Mandar. Musik-musik tradisi juga penuh dengan cengkok-cengkok yang dekat dengan skala –skala musik dangdut. Sebut saja dalam musik dangdut yang sering dipakai adalah pentatonik, natural minor atau arabik. Di Mandar, kebanyakan musick atau lagu-lagu dibangun dalam skala-skala tersebut.

Akhirnya yang perlu digaris bawahi adalah, agar semua prestasi yang telah diraih itu jangan membuat Majene lupa diri dan cepat merasa puas. Dan hendaknya juga Majene melakukan pembinaan dan pengembangan untuk melahirkan musisi –musisi yang piawai dalam dangdut atau genre musick lain. Dengan banyaknya group-group musick yang bagus, maka akan lebih banyak lagi penyanyi-penyanyi , musisi-musisi handal yang lahir nantinya. Dan terutama akan lebih memperlembut hati orang Majene, Mandar atau Sulawesi Barat. Musik jangan hanya dilihat dari segi komersial, populaitas atau skill dan tekniknya, tapi juga mesti dipandang sebagai bagian dari wahana memperkuat karakter, jati diri dan budaya bangsa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar