Ketika Napoleon ditanya, " Siapakah kaum ibu itu?" beliau menjawab, " Ibu adalah orang yang bisa mengayunkan buaian dengan tangan kanannya dan mengayunkan dunia dengan tangan kirinya.". Jawaban ini adalah hujjah bahwa ibu merupakan tonggak utama bagi kehidupan rumah tangga apakah akan menjadi sarang malaikat atau sarang syaitan.
Di Mandar, ada sebuah konsep tentang kesetaraan dan proyek emansipasi kaum wanita yang bernama Sibaliparri. Di sini sang ibu berperan ganda, di wilayah domestik dan di wilayah publik. Bisa sebagai ibu rumah tangga dan peran sebagai wanita karier. Sekarang ini, banyak kaum ibu bekerja di birokrasi, anggota legislatif, pengusaha, guru dll. Namun hendaknya peran ganda tersebut bisa dijalani dan dilakoni dengan penuh tanggung jawab, tak lepas dari nilai-nilai Qur'ani dan budaya serta sesuai dengan kemampuan fitrahnya. Emansipasi yang sesuai dengan kadar kemampuan, tidak dipaksakan. Dan tak hanya asal ikut trend, atau tergantung situasi dan kondisi. Kaum ibu harus tetap memprioritaskan tugas azalinya dan tidak menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan, keteladanan, kepribadian anak kepada yang lain, apalagi pada pembantu hanya demi yang bernama emansipasi.
Dengan kesadaran sebagai ibu sejati, bahwa surga terletak di telapak kaki ibu, insya Allah dapat mencegah anak mencari alternatif di luar rumah untuk menemukan figur ibu dari kaum seleb, penyanyi, artis, dan foto model. Kemudian menjadi generasi harapan yang bermoral, berkarakter, beriman, berilmu, dan cerdas .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar