Sabtu, 27 Juli 2013

IBU

Rasulullah SAW pernah wanti-wanti sebagai barikut : " Surga terletak di bawah telapak kaki ibu." ( Al Hadits ). Sangat gamblang hadis ini menekankan bahwa peran ibu dalam tumbuh-kembang dan masa depan seorang anak manusia sangat besar. Tanggung jawab ini tak bisa diambil oleh selain Ibu. Bahkan seorang Bapak sekalipun tidak bisa menggantikan peran seorang ibu sebagai penanam sikap mental yang baik dan berkarakter bagi sang anak. Secara psikologis, hubungan dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya lebih dominan. Cahaya kebajikan seorang ibu akan senantiasa memancar, tak terlupa dan terganti di mata anak, bahkan sampai fase hidupnya yang terakhir, 65 tahun ke atas. Jika sejak fase pertama yang disebut juga " Goldan Age ", yakni 1 sampai 3 thn, hubungan anak dan ibu terganggu, dimana tak terjadi dialog batin yang dalam dan mesra antara keduanya, maka semua fase2 berikut dari anak akan terganggu. Mulai dari fase toddler, remaja, dewasa muda, sampai tua bangka.

Ketika Napoleon ditanya, " Siapakah kaum ibu itu?" beliau menjawab, " Ibu adalah orang yang bisa mengayunkan buaian dengan tangan kanannya dan mengayunkan dunia dengan tangan kirinya.". Jawaban ini adalah hujjah bahwa ibu merupakan tonggak utama bagi kehidupan rumah tangga apakah akan menjadi sarang malaikat atau sarang syaitan.

Di Mandar, ada sebuah konsep tentang kesetaraan dan proyek emansipasi kaum wanita yang bernama Sibaliparri. Di sini sang ibu berperan ganda, di wilayah domestik dan di wilayah publik. Bisa sebagai ibu rumah tangga dan peran sebagai wanita karier. Sekarang ini, banyak kaum ibu bekerja di birokrasi, anggota legislatif, pengusaha, guru dll. Namun hendaknya peran ganda tersebut bisa dijalani dan dilakoni dengan penuh tanggung jawab, tak lepas dari nilai-nilai Qur'ani dan budaya serta sesuai dengan kemampuan fitrahnya. Emansipasi yang sesuai dengan kadar kemampuan, tidak dipaksakan. Dan tak hanya asal ikut trend, atau tergantung situasi dan kondisi. Kaum ibu harus tetap memprioritaskan tugas azalinya dan tidak menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan, keteladanan, kepribadian anak kepada yang lain, apalagi pada pembantu hanya demi yang bernama emansipasi.

Dengan kesadaran sebagai ibu sejati, bahwa surga terletak di telapak kaki ibu, insya Allah dapat mencegah anak mencari alternatif di luar rumah untuk menemukan figur ibu dari kaum seleb, penyanyi, artis, dan foto model. Kemudian menjadi generasi harapan yang bermoral, berkarakter, beriman, berilmu, dan cerdas .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar