Membaca data dan fakta tentang pengguna narkoba dan penderita HIV/AIDS di Sulbar, sungguh mengejutkan sekaligus mengherankan. Menurut Badan Narkotika Provinsi ( BNP) Sulbar, ada kira-kira 11 ribuan plus seorang pejabat pecandu narloba dan obat terlarang di Sulbar, tapi mengapa penderita HIV/AIDS malah katanya Cuma ada 18 kasus. Ini berarti bahwa mayoritas para narkobais itu adalah penghisap mariyuana alias ganja, itu mustahil. Jalan masuk bagi penyakita HIV/AIDS ke tubuh manusia yang terbesar adalah lewat sex bebas dan narkoba.yang disuntikkan seperti putaw, heroin atau shabu. Karena penyakit yang belum ada obatnya itu hanya dapat menular lewat darah, sperma. Cairan vagina dan air susu ibu.
Jika melihat kontak dan interaksi antar warga yang meningkat karena mobilitas yang tinggi sebagai daerah berkembang, itu memungkinkan meluasnya juga prilaku sex bebas, menyimpang dan tak aman, maka data jumlah penderita HIV/AIDS itu sangat meragukan. Terutama bila dibandingkan dengan prevalensi pengguna atau pecandu narkoba di atas. Harus ada transparansi dalam mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya agar dapat melakukan pencegahan lebih dini. Jangan-jangan penderita HIV/ AIDS sudah sampai ke ibu-ibu rumah tangga, bayi dan anak-anak. Maksud baik umtuk menghindari trauma bagi penderita yang divonis positif dan untuk menghindari diskriminasi dan stigma sosial, justru akan mempersubur penularan penyakit berbahaya tersebut, jadi harus ada kejujuran dan tindakan preventif yang mau-tidak mau harus ditempuh guna mencegah tsunami HIV.AIDS.
Pariwisata
Adanya dana bantuan PNPM dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Pangestu bagi 14 desa di Sulbar guna pengembangan wisata dan UKM adalah sungguh menggembirakan sejauh itu dapat betul-betul membuat desa-desa tersebut keluar dari isolasi dan keterpurukan ekonomi. Itu hanya bisa terjadi manakala ada program Indonesia Incorporate yang saling mendukung dengan menghilangkan ego sektoral masing pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif ; pengusaha besar, pemda dan UKM.
Pengusaha Hotel, restoran atau travel and tour mestinya menjadi inti bagi plasma pengusaha kecil untuk memasok kuliner, benda-benda dan kreasi-kreasi seni. Sedang pemda memnyiapkan dan merehab infrastruktur seperti jalan, jembatan dan listrik bagi kelancaran hubungan plasma-inri tersebut, disamping melaksanakan pembinaan SDM dengan pelatihan-pelatihan dan seminar kepariwisataan.
Secara sederhana, Hotel bisa mengarahkan tamu-tamunya untuk bersadeq ria atau berbendi-bendi yang disediakan oleh penguasaha kecil di Mandar. Juga menerima pasokan makanan daerah, atau buah-buahan, ikan dan ternak yang melimpah di Sulbar.
Memberi outlet di Hotel bagi penawaran souvenir dan tenun khas daerah, sampai memberi kesempatan bagi pemusik tradisional dan modern warga asli untuk perform di Hotel atau restoran.
Nah, kunci bagi sukses dan berkembangnya semua program itu adalah sosialisasi dan promosi. Untuk itu para pihak perlu duduk satu meja untuk menbuat Badan Promosi Pariwata untuk merumuskan apa yang bisa dan pantas dipromosi dan apa yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Dengan begini calon-calon turis dan konsumen akan mendapat pengenalan dan insight yang benar dan nyata. Jangan sampai gencar melakukan promosi ke mancanegara, sememntara, transportasi dan akomodasi belum beres,destinasi serta item-iten wisata masih belum tertata dan terkelola dengan baik dan benar. Perlu juga membuat membuat segmentasi yang jelas sehingga target dan sasaran bisa tercapai. Jangan sampai sebuah destinasi wisata yang cocok bagi turis Backpaker di tawarkan juga buat yang mau datang ber-Honey Moon. Ini pasti mebuat para turis yang dimabuk cinta komplen, kabur dan ngga balik-balik lagi.
Olah Raga
Kita memang pantas bangga pada prestasi anak muda kita di bidang Sepak bola, Maldini yang ikut berperan bagi sukses-sukses PSSI U 19. Ia bisa menjadi role model bagi anak-anak muda lainya di Sulbar untuk lebih berprestasi. Reward memang harus diberikan padanya, dan bapak Gubernur Anwar Adnan Saleh telah menghadiahi Maldini dengan sebuah rumah mewah di kawasan elite Mamuju. Tapi apa yang telah dihadiahkan oleh bapak gubernur kepada para seniman yang telah mengangkat nama Sulbar dan nama beliau sendiri dalam beberapa pestival dan pawai budaya nasional? Tolong diperhatikan juga nasib maestro-maestro kesenian kita seperti Tombo Palua, I Cammana dll yang masih hidup sederhana dan bahkan miskin pak Gub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar