Melambung jauh terbang tinggi
Bersama mimpi
Terlelap dalam lautan emosi
Setelah aku sadar diri
Kau tlah jauh pergi
Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi
Kini hanya rasa rindu
Merasuk di dada
Serasa sukma melayang pergi
Terbawa arus kasih membara...
Di atas adalah cuplikan lirik lagu “ Mimpi” Anggun C. Sasmi. Banyak yang berkata mimpi hanyalah bunga tidur dan sekedar luapan keinginan yang tidak realistis, yang terpendam dan mencuat kala tertidur. “Hanya karena Anda tidak melihat mimpi, bukan berarti mimpi itu tidak ada.” Menurut Rubin Naiman, psikolog spesialis tidur dan pengobatan mimpi di Universitas Arizona, otak bisa dianggap seperti perut kedua yang bertugas mencerna informasi. "Pada malam hari, otak seolah menelan, mencerna, dan menyaring informasi. Seperti perut, ia juga melakukan pembuangan. Apa yang tetap disimpan otak menjadi bagian dari diri kita," tuturnya sebagaimana dilansir dari Huffington Post dan ditulis pada Selasa (25/2/2014).
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep). Dari kacamata Islam, mimpi bisa datang dari Allah SWT, atau ciptaan syaitan belaka. yang datang dari Allah adalah mimpi yang baik, sebagai suatu realitas yang harus ditakwilkan dengan benar oleh orang yang benar pula. Mimpi bisa jadi sebuah petunjuk dan hidayah, seperti mimpi Raja Mesir yang melihat Tujuh Sapi Kurus memakan Tujuh Sapi Gemuk. Sebagaimana kita ketahui Nabi Yusuf telah menakwilkan mimpi raja sbb : bahwa negeri mesir akan mengalami masa masa yang subur selama tujuh tahun di mana saat itu tanaman tamanan akan tumbuh segar, dan hendaklah orang orang mesir tidak melampui batas dalam memanfaatkan musim subur ini karena akan disusul dengan tujuh tahun paceklik. Pada masa itu, apa saja yang disimpan oleh penduduk mesir akan habis. Oleh karena itu, cara yang terbaik untuk menyimpan hasil tanaman mereka adalah dengan membiarkan atau merawat tangkai tangkainya tidak rusak atau terkena hama, atau merawat sebaik baiknya karena bisa berubah karena cuaca.
Danarto telah menafsirkan mimpi raja mesir itu secara kontekstual , bahwa kemakmuran yang dinikmati oleh kalangan elit Indonesia akan sia-sia ditelan kemiskinan dan kelaparan yang sedang mengerogoti masyarakat luas dewasa ini. ( Abdul Hadi, Hermeneutika atau Takwil). Dan sepertinya memang kalau kemakmuran yang sedang dialami oleh kalangan elite dan kelas menengah Indonesia ini tidak dicermati dan dikelola dengan baik, maka hal yang terjadi pada Mesir di jaman Nabi Yusuf tidak akan terjadi, dimana dengan kebijakan Nabi Yusuf, Mesir bisa melewati masa-masa kritis.
Hambatan yang significan bagi “ welfare sustainable” datang dari kebijakan yang bersifat politis dan populis demi mempertahankan citra, popularitas dan masa jabatan. Tekanan buruh demi kesejahteraan dan sistem pengupahan yang memadai bisa jadi menjadi “development block” jika tak tepat mengambil jalan tengah dengan prinsip win-win solution. Pasar sangat cepat dan cerdas merespon situasi ekonomi dan ketenaga kerjaan, sehingga setiap persen kenaikan upah buruh akan disiasati dengan kebijakan yang secara jangka panjang bisa merugikan semua kalangan bangsa ini. Sejak 2012 upah pekerja naik 40 persen dan di hari My Day besok masih diperjuangkan untuk naik lagi. Akibatnya lansungnya adalah industry padat karya berorientasi ekspor akan mengalami tekanan, seperti makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, alas kaki, mainan anak dan mebel. Indonesia masih membutuhkan industri padat karya karena kualitas sumber daya manusia, di mana hampir 50 persen dari 110 jutaan orang bekerja berpendidikan sekolah dasar .
Sebenarnya saya menulis tentang “ mimpi” kaitannya dengan situasi ekonomi politik di Indonesia, terinspirasi oleh drama Romeo And Juliet karya William Shakespeare, di mana dalam bagian “ Dreams” terdapat dialog yang menarik antara Romeo dengan sahabatnya, Mercutio.
“ I had a dream last night,” Romeo said.
“ And so did I,” grinned Mercutio.
Romeo was very interested. “ What was your dream about?” he asked.
“ That dreamer are people who often lie!” said Mercutio, grinning. The others all roared with laughter.
“ Yes,” cried Romeo, not wanting to be out-done,’’ They lie asleep in bed while they dream things which are true!” The others all clapped. “ Well done, Romeo!” they laughed Mercutio. Mercutio loved to play with words, but Romeo was equal to him.
Mercutio walked up close to Romeo and said,” Oh, than I see Queen Mab has been with you,”
Romeo looked at him, not knowing what he meant. “ Who’s she?” he asked curiously.
“ She is a tiny fairy, no bigger than the jewel on your finger,” Mercutio said. The others crowded around to listen. “ She rides in the carriage which is empty hazelnut pulled by a team of tiny creatures. The wheels are made of spider’s leg. Her driver’s a small grey-coated gnat. Her whip is made of cricket’s bone and the lash is made of gossamer thread.”
The others stared at him in amazement, laughing uncomfortably because they could see that he was getting reader and reader in the face.
“ She drives all night in this carriage; drives through lover’s brain – and then they dream of love!” he laughed scornfully, shaking his finger in Romeo’s face.
“ She drives over courtiers’ knee and straightaway they dream of bowing to their kings,” he cried, bowing. “ She drives over lawyer’s finger and all at once they dream of money; over ladies’ lips and straightaway they dream of kisses.”…….
“ Quiet, Mercutio, quiet! You are talking of nothing,”
“ True,” whispered his friend, his head bowed and tears in his eyes, “ I’m talking of dreams – which happen because our minds have nothing else to think about. They’re as thin as the air and can be trusted no more than the wind.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar