Kamis, 11 Juni 2015

BATU, TABU, BUTA DAN TUBA


Di jaman batu tua, manusia membentuk batu dan mengasahnya menjadi serpih bilah untuk dijadikan alat pemotong. Memasuki era batu halus, orang mulai membangun monumen atau berbagai obelisk yang unik dan megah demi mengekalkan dirinya. Para raja, penguasa atau kepala adat adalah protagonisnya. Firaun Raja Ramses II membangun kuil batu besar, Abu Simbel di abad 13 SM, untuk kebesaran pribadinya dan untuk istrinya, Nefertari. Untuk makam para Firaun, dibangun Piramid yang megah. Pembangunannya memakan waktu 20 tahun dengan menggunakan 2,3 juta blok batu kapur. Candi Borubudur di Jawa Tengan juga dibangun selama 20 tahun dari aneka batu oleh raja Smaratungga dewa dengan ornamentasi yang lebih kaya. Pompei, Site of Dhelphi, Alhambra, batu tulis atau Allamungang Batu di Luyo, adalah narasi batu dan mummisasi wacana dan makna-makna budaya yang abadi. Itulah sebabnya kita harus mencegahnya bukan saja dari ancaman memfosil, tapi juga dari inceran dan jarahan para batu mania yang sekarang ini mengidap penyakit ‘kepala batu’ Maksudnya adalah, dikepala mereka hanya ada batu, batu dan batu, sehingga sedetikpun tak akan berhenti mencari dimana batu bagus, berkhasiat,bercorak dan bermotif langka berada untuk dijadikan batu perhiasan sebagai komoditas unggulan pencetak uang. Belum lama ini sebuah batu bermotif Nyai Roro Kidul berharga sampai 5 milyar. Ya, sebuah fenomena irrational exuberance yang lahir dari bubble ekonomi yang fantastik.

Jangankan batu-batu bagus yang melekat pada sebuah monumen dan artefak bersejarah, atau di tempatnya yang alamiah, dewasa ini mereka juga ada yang mengincar batu nisan yang terbuat dari granit untuk digerinda dan dipoles menjadi batu cincin. Karena langkanya jenis batu akik, permata atau kristal yang betul-betul punya kualitas, unik dan bersters, sementara gengsinya sedang meninggi sebagai bagian dari lifestyle dan penanda status sosial, maka banyak kini bermunculan pengrajin batu instan tanpa kualifikasi dan pengalaman memadai, kecuali kepandaian ngibul dan memberi pseudo makna pada batu yang diberi nama secara suka-suka dan asal. Nama-nama batu dewasa ini sudah terdengar aneh, dipermodern, seperti nama-nama binatang dan bunga langka, atau nama planet; crysopras, labrador, lavender, amethist, citrin, tiger eyes, black oval, aventurin, dll. seperti ingin menghindar dari penamaan yang dianggap kuno seperti biduri bulan, kecubung, mata kucing, mira delima, kalimaya, batu sulaiman atau batu ngalo dari Mamuju.

Sejak dulu untuk memberi aura dan marwah batu, orang akan memberi makna dan khasiat tertentu yang sukar diterima akal sehat. Sebuah haekal atau batu raja sulaiman akan diberi narasi sbb ; Piranti supranatural dengan pancaran sinar jingga yang memiliki sebelas khodam malikat. Melancarkan usaha dan rezeki, menangkal teluh dan serangan halus, luput dari bahaya, akan selamat diperjalanan darat, laut dan udara. Tahan dari bacokan, tusukan dan sayatan silet, dsb. Untuk lebih menyuntik wibawa sebuah jenis batu, maka dikaitkannyalah dengan orang-orang besar yang memang kadang suka dan memakai batu tertentu, tapi belum tentu percaya pada kekuatan supranatural dan khasiatnya. Konon katanya, Sukarno punya jimat-jimat yang membuatnya punya daya linuwih, dan berwatak pelindung hingga sering selamat dan terhindar dari berbagai upaya pembunuhan, seperti penggranatan di Cikini, penembakan dari pesawat MIG 17 di Istana Merdeka, serangan mortar dan granat di Makassar, dll.

Diriwayatkan bahwa sang proklamator itu punya mustika dari Nyi Blorong berupa paku bumi jelmaan seekor naga sakti, Sanca Manik yang di dalam mulutnya terdapat satu batu merah delima bulat berwarna merah putih kristal, simbol dari sang saka merah putih. Beliau juga punya batu Mustika Koplak berwarna merah cabai dari KI Jaga Rana, sehingga punya daya tahan dari berbagai cuaca. Mustika Jaman Ampal yang diberikan oleh seorang nenek saat melintas hutan hutan Tomo Sumedang, yang membuat BK bisa kebal senjata tajam. Ada cungkup kecil berisi batu merah delima sebagai penambah pesona dan kedigdayaan BK. Beliau juga diyakuni punya mustika Nirsarimayu pemberian Sunan Kalijaga dan Nyimas Nawang Wulan Sari dari Pajajaran, yang berfungsi sebagai pelengkap segala jimat lainnya.

Saking populer dan lakunya batu bacan sekarang ini, sebagai imbas hadiah SBY kepada Barack Obama, maka batu yang dulu dipakai penduduk hanya untuk menjadi pendukung dan penghias rumah atau ganjal mobil, kini tak lagi mudah ditemukan, menghilang dari arena publik, ia telah jadi buruan orang sekampung dan dari luar kampung, sampai kepelosok-pelosok pulau. Yang aneh, batu giok Aceh bisa menjadi sangat poluler dan dicari dewasa ini, padahal beberapa tahun lalu saya melihat seorang membawa sekarung batu itu dan membagi-bagikannya kepada yang berminat di sebuah warung. Karena prinsip suplay dan demand, maka jangankan batu-batu yang sejak dulu memang sudah dikenal dan punya nama serta harga, batu yang dikarang-karangpun bisa laku, walau asalnya dari nisan kuburan, marmer, beling atau batu kali untuk membangun rumah sekalipun. Batu-batu yang dasarnya tidak mulia itu dengan teknik tertentu, dibentuk seperti batu mulia beneran, lalu disuntikkan kedalamnya berbagai corak dan penampakan aneh.

Batu yang sekarang ini laku keras adalah yang mempunyai aneka fungsi seperti fungsi keindahan, kesehatan seperti batu-batu kristal yang dianggap bisa memulihkan keseimbangan tubuh. Blue Sapir, Lazuri, dan ametis baik untuk orang emosional. Crisopras untuk mata, atau ametrine untuk yang punya mental block. Dan fungsi gaib dan mistis seperti batu pirus dan combong yang konon bisa untuk pemikat, asihan dan pelet. Ketika orang sudah jadi ‘Kepala Batu’ maka siapakah lagi yang perduli pada arahan agama yang memandang berbagai keyakinan-keyakinan aneh dan bersifat supranatural pada batu sebagai haram. Islam jelas tak melarang fungsi keindahan dari batu, atau fungsi mamfaatnya untuk kebutuhan sehari-hari , seperti batu gandawasi atau panikrik untuk pemantik api, intan berlian sebagai pemotong kaca. Tapi ketika meyakini bahwa selamatnya Bung Karno dari berbagai percobaan pembunuhan karena khasiat dan lindungan ajimat aneka batu yang dimilikinya, maka inilah yang tabu karena mendekati sirik.

Soal memakai batu cincin sebagai perhiasan, agama tidak melarangnya, bahkan Rasulullah dalam beberapa riwayat gemar memakai batu cincin di kelingkingnya. Anas bn Malik mengatakan bahwa cincin Rasulullah terbuat dari perak dan batunya dari Habsyi, ( HR Muslim dan Tirmidzi). Yang dilarang tentunya jika menganggap batu sebagai penyebab datangnya rezeki, keselamatan dan kedigdayaan. Dan juga menjual batu yang berasal dari beling, granit atau marmer, lalu mengatakan bahwa batu tersebut batu mulia yang berkualitas tinggi dan langka. Banyak orang snobis yang mendadak mencari batu dengan pengetahuan batu yang minim, dangkal alias ‘buta batu’. Golongan inilah yang sering jadi korban manipulasi pengrajin ‘batu bertuba’. Untuk mengerti batu itu tidak mudah, memerlukan waktu, pengalaman, penghayatan dan perasaan.

Pada suatu ketika ada seorang pemuda hendak belajar tentang batu datang pada seorang pada seorang ahli permata. Dia ingin magang lalu menjadi ahli batu permata. Sang empu hanya menyuruhnya menggenggam sebuah permata selama berhari-hari. Selama itu sang pemuda hanya bisa melihat ahli permata itu bekerja, memotong, menimbang dan merapikan batu permata. Pada hari ke enam, sang pemuda mulai tidak sabar dan bertanya pada empu permata, “ Guru, kapan saya akan mulai belajar?” tanyanya. “Tenang saja, jangan buru-buru nak, saatnya pasti akan tiba.” Jawab sang guru sambil tersenyum, sambil melanjutkan pekerjaannya.

Selang waktu berlalu, sipemuda mulai frustasi, ketika bangun tidur di suatu pagi, ia mulai berpikir, bila hari ini gurunya masih memintanya melakukan hal yang sama seperti hari-hari kemaren, ia akan berhenti dari kursus itu. Sesampai di bengkel gurunya, ia dengan ogah-ogahan duduk di kursi di mana ia biasa menghabiskan hari-harinya selama ini. Hari itu ia merasa sangat bosan dan ingin tidur saja. Maka ia duduk sambil memejamkan matanya. Pada saat itu gurunya datang, mengambil tangannya, dan meletakkan sebuah batu di sana. Tanpa melihat batu itu, pemuda itu dengan spontan berteriak, “ Ini bukan batu permata!”Ahli permata itu mengangguk dan sambil tersenyum berkata, “ Kamu benar nak, maka hari ini kamu mulai belajar.”




1 komentar:

  1. Di jaman batu tua, manusia membentuk batu dan mengasahnya menjadi serpih bilah untuk dijadikan alat pemotong
    Selamat datang di Bolavita Situs taruhan online
    judi sabung ayam
    Daftarkan diri anda dan teman anda bersama BOLAVITA

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    whatup : 08122222995

    BalasHapus