Selasa, 07 Desember 2010

SBY

SBY

Beruntunglah sebuah bangsa yang punya Presiden seperti SBY, karna bangsa itu akan terhindar dari penyesalan2 dikemudian hari. Pada diri beliau terdapat kekuatan berpikir
Sukarno dan kemauan keras membangun Suharto. Jika sikap dan dan tindakannya kerkesan lamban, memang begitulah sayogyanya seorang pemimpin. Apakah kita mau beliau berprilaku grasa-grusu spt remaja atau suka ceplas-ceplos bak tukang obat?
tentu tidakkan. Seoarang pemimpin yang tak tenang anak buah dan pengikutnya akan gelisah dan rusuh, bila pemimpin sok pintar anak buahnya akan sering bersilat lidah, jlka pemimpin banyak obsesi, bawahannya akan banyak berbuat ulah.

Hamlet telah mengajar kita betapa tidak bergunanya hanya berpikir dan merenung tanpa bertindak atau Hitler yang suka bertindak tanpa berpikir. Nah, SBY tentu paham betul asas2 kepemimpinan, taktik dan strateginya. Makanya beliau suka main musik dan mencipta lagu untuk menghindari naluri militer beliau yang kalau tidak dikelola dengan apik akan menjurus ke Diktatorisme.

Bagi SBY Pragmatisme adalah sikap mendesak-desak dan lugas yang tak perlu. Orientasi tujuan yang banget adalah banalitas yang vulgar. Moral cash ala John Dewei membuat orang jadi tercerabut dan tak tahu malu. Baginya kebebasan dan otonomi yamg kelewat hanya akan melahirkan naluri2 buruk dan liar dalam diri : Sok kuasa, sok pintar, sok moralis, libido seks yang banal ( kasus luna maya ), kekerasan, narkoba dst.

Sebaliknya, dan hampir pasti bagi SBY, idealisme ala intelektual Yulian Benda tak bermamfaat bagi bangsa yang banyak dirundung masalah ini. Baga SBY, kaum intelek silahkan bicara, tapi jangan dari menara gading, karna takkan nyambung dan hampa makna. Bicaralah tentang masalah2 yang relevan dengan persoalan bangsa ini jangan bias Ideologa apalagi hanya bicara kepentingan pribadi yang disublimasikan seakan suara rakyat.

Apasih yang diinginkan Rakyat?. Tentu pekerjaan dengan gaji yang pantas dan suasana kerja yang aman dari ancaman PHK, itu saja, selebihnya serahkan hidup mereka dan keluarganya dikelola oleh mereka sendiri. Tidak usah ada teori2 sosial yang macam2, karna toh semuanya hanya utopia.

Seorang Bijak berpendapat ; semakin sublim sebuah teori semakin sukar diterapkan dalam kehidupan nyata, karna ia hanya akan membunuh kehidupan itu sendir. Berikan rakyat ruang hidup dimana mereka bisa bebas dan aman menjalaninya.

Kaum kritis menyesalka tindakan Menteri Hukum dan Ham yang katanya banyak memberi remisi kepada para koruptor. Tentu disertai dengan teori2 hukuman tertentu. Kalau saya malah beranggapan itu lebih baik dan bebaskan tahanan sebanyak-banyaknya
karna sistim penjara kita telah menjadi sekolah penjahat dan tempat pelampiasan naluri membalas dendam.

Mereka meneriakkan kebebasan Pers, berdasar pada teori liberal. Padahal media massa terutam media cetak telah menjadi media penyeragaman pikiran2 orang, dus anti pluralisme.

Jadi dalam hal ini biarkan dan bebaskan SBY dengan cara dan gayanya menata negara ini karena beliau pasti tau apa yang terbaik buat bangsa ini. Credo utama SBY adalah Aman dan itu memang yang terganggu dan hampir hilang saat ini. Dalam keadaan begini apakah ekonomi bisa tumbuh, kebudayaan bisa berkembang, kesejahteraan bisa meningkat? Mustahil. Dan SBY tentu sudah punya jawabnya..


Jkt medio okto 010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar