Rabu, 13 November 2013

KEBERANIAN ORANG MANDAR




Kisah-kisah tentang keberanian orang Mandar dalam arti positif dan negatif bertebaran di seantero Nusantara. Dari keberanian seorang Pendekar Hukum Baharuddin Lopa sampai keberanian kelas jagoan dikalangan para preman seperti Sakera dan Ali Hatta di Jakarta. Belum lagi tentang keberanian orang Mandar mengarungi lautan luas dan ganas, menyeberang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Sakera dan Ali Hatta adalah dua jagoan Mandar yang disegani oleh kalangan preman yang banyak dan saling bersaing di Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Barat dan Utara, Bukan terutama karena kemampuan pisik, kedalaman Ilmu kebatinan atau konon karena kekebalan mereka, tapi karena karakter mereka yang mirip-mirip si Pitung yang suka melakukan pelanggaran hukum demi membantu para pengikutnya yang pada menganggur dan menderita. Dalam sisi kemungkaran mereka, ada sisi kebaikan yang membuat keduanya disegani kawan maupun lawan. Dan terutama mereka dikenal rendah hati dan tak suka menonjolkan diri.

Di jaman dahulu dikenal seorang jagoan asal Mandar yang karena jasa-jasa dan kehebatannya, namanya diabadikan jadi nama sebuah kelurahan di Jakarta Utara, yakni Kelurahan Lagoa. Sepak terjang Lagoa tak banyak terekspos dan menjadi sosok yang misterius. Kisah Lagoa berbeda dengan sosok pendekar Darah Putih to baraninya Mandar, jagoan yang satu ini telah menjadi legenda di Pulau Panjang, Kepulauan Seribu.

Di bawah ini ini saya akan sertakan cerita saudara Hamdi, Ketua Sanggar Apung Pulau Panggang.

, Pendekar Darah Putih berasal dari daerah Mandar, Sulawesi. Sedangkan kedatangannya di Pulau Panggang kala itu untuk mencari kerabatnya. "Warga sendiri menggambarkan kalau Pendekar Darah Putih adalah sosok lelaki gagah berani yang memiliki ilmu beladiri tinggi. Hal itu diketahui, setelah Pendekar Darah Putih bersama warga berhasil mengusir dan menangkap segerombolan perompak atau bajak laut yang waktu itu akan merampok harta benda warga Pulau Panggang.

Sejarah Pendekar Darah Putih, dikatakan Hamdi, dimulai saat sang ksatria tersebut bertarung dengan belasan perompak atau bajak laut. Dalam pertarungan yang tidak berimbang itu, perompak berhasil melukai lengannya. Namun, dari luka tersebut, bukannya darah merah yang keluar, tetapi justru mengeluarkan darah berwarna putih. "Sejak saat itu, warga memberinya gelar Pendekar Darah Putih," kata Hamdi.

Menurut Hamdi, keberadaaan Pendekar Darah Putih ini berkaitan erat dengan nama Pulau Panggang. Dengan aksi heroiknya, Pendekar Darah Putih yang saat itu dibantu warga akhirnya berhasil mengalahkan gerombolan perompak, serta berhasil menawan tiga dari belasan perompak yang menyerangnya. "Pendekar ini mencari siasat dengan menyuruh warga membuat perapian (Pemanggangan), agar para perompak tersebut merasa kapok dan tidak kembali lagi," ucapnya.

Setelah membuat pemanggangan tersebut, api yang berkobar besar dari pemanggangan itu membuat nyali perompak menjadi ciut. Warga pun sempat berteriak agar para perompak itu dipanggang hidup-hidup. Kemudian salah seorang warga bersandiwara untuk berteriak kepanasan, seperti terbakar hingga teriakan terhenti seakan sudah meregang nyawa.

Berkat keberanian Pendekar Darah Putih, warga setempat akhirnya menamakan pemukimannya tersebut sebagai Pulau Panggang. Memang tidak ada yang mencatat perjalanan hidup Pendekar Darah Putih penyelamat Pulau Panggang ini. Namun, sebagian besar masyarakat Pulau Panggang secara turun temurun mempercayai riwayat tersebut dengan adanya batu nisan yang terdapat di Pulau Panggang, dan juga menjaga peninggalan makam kuno yang diyakini tempat
bersemayamnya sang pendekar tersebut. "Kami belum mengetahui tahun berapa muncul dan tewasnya Pendekar Darah Putih. Namun, saat itu, riwayatnya kira-kira bersamaan dengan periode zaman si Pitung," ungkapnya.

Untuk melengkapi cerita keberanian orang Mandar di Rantau, terutama di sekitar Jakarta, adalah kisah tentang sepasang suami istri asal Campalagian yang begitu berdedikasi di bibang pendidikan di Pulau Sabira, bernama Na’ba dan Syarifah. Pulau itu terletak di sebelah utara paling ujung Kepulauan Seribu. Untuk sampai kesana dengan speed boat memerlukan waktu kurang lebih 7 jam dari Jakarta. Sejak muda sepasang suami istri yang guru ini mengajar di sebuah sekolah SD satu-satunya di sana

Saya kenal mereka secara pribadi dan pernah datang ke Pulaunya. Waktu itu di sana belum ada Listrik, masih menggunakan mesin diesel. Pokoknya fasilitas serba minim dengan medan yang berat dan rawan. Tapi mereka dengan segala keberanian hidup yang berdedikasi tinggi, tetap berjuang dan bekerja untuk memajukan pendidikan di Pulau Sabira. Dan kini Na’ba telah menjadi kepala sekolah SD dan Syarifah tetap mengajar dengan tekun dan penuh senyum dan keramahan.



11 komentar:

  1. Mantap IAPMAN. akhirnya.. Suku yang kerapkali di "ISOLASI" oleh serumpunnya sendiri (Bugis Makassar) Tampil Kepermukaan. Orang-Orang Mandar Sebenarnya Sudah Lama Berkecimpung dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia baik dikampung sendiri maupun seantero jagad ini, tapi karena Orang2 mandar terkenal dengan ke sederhanaannya dan tak suka menonjolkan diri makanya banyak yg tidak mengetahuinya, contohnya, Almarhum Fawzi Abdulrani(Ayah dari Ikang Fawzi, bintang Rock era 80-an)Diplomat berdarah Mandar Yg pernah menjadi Dubes RI untuk Belgia, Pakistan, Mesir Dll, BASRI HASANUDDIN Yangpernah Menjadi MENTERI era GUSDUR sebelum digantikan Oleh Yusuf Kalla, ADIYAKSA DAULT MENPORA sebelum digantikan oleh ANDI Mallaranggeng, FAHRI HAMZAH sempat menjabat Wakil Ketua DPR RI Dan Masih Banyak Lagi yg tdk di ketahui publik, Dan mereka semua mempunyai Integritas Yang sangat Tinggi dan cenderung menjadi pelindung bagi yang lemah. Bahkan mungkin saya tidak berpikir terlalu jauh bahwa sebenarnya yang cocok memimpin NEGERI Ini Adalah ORANG MANDAR karena ORANG2 MANDAR DIANUGERAHI DARAH KSATRIA, BERANI MEMBELA YANG LEMAH, MEMBELA YANG BENAR, "MANINI" (sangat tenang)MEMPERTAHANKAN PRINSIP meskipu nyawa taruhannya "PEMALI SALLAME ANU NASANDAPPA / PANTANG SEJENGKAL KALO MEMANG YANG SEDEPA" . Thanks sodara Perbanyak Lagi artikelnya, terutama tokoh-tokoh berdarah mandar.

    BalasHapus
  2. setuju banget, ya, begitulah realitas orang Mandar yang sederhana, rendah hati atau malaqbi...

    BalasHapus
  3. Saya kagum dan hormat kepada tokoh Mandar Lagoa yang namanya diabadikan sebagai nama salah satu wilayah di Jakarta, yaitu kelurahan Lagoa di Jakarta Utara. Saya merawat dan menyimpan satu keris pusaka dari tokoh Lagoa tersebut.
    Dari : nsoegiono@yahoo.com

    BalasHapus
  4. KETERANGAN TENTANG KERIS PUSAKA LAGOA'

    Sebagai orang yang merawat keris pusaka Lagoa saya mencari keterangan - keterangan dari beberapa pihak dfan mendapat kan keterngan sebagai berikut :

    MUSEUM PUSAKA TAMAN MINI INDONESIA INDAH :
    Tangguh : Sulawesi Abad : XVI
    Luk : 7 (tujuh)
    Ganja : Sekar
    Catatan : Pusaka bagus
    Pemegangnya berwibawa
    Saya tidak menanyakan kaitannya tokoh Lagoa.

    SEORANG KERABAT DALAM KERAJAAN GOA DI MAKASAR:
    Beliau mengatakan bahwa keris pusaka ini dibuat dan berasal dari wilayah Bugis/Makasar. Dahulunya milik raja di wilayah Bugis/Makasar.

    BAPAK AHMAD UBBE SEORANG AHLI KERIS bUGIS/mAKASAR DI jAKARTA,
    Beliau mengatakan keris pusaka ini adalah keris Bugis Makasar.
    Saya tidak menanya kaitannya dengan tokoh Lagoa.

    Saya berharap ada serorang spiritual asal dari Sulawesi ( mungkin seorang BISSU )yang dapat menggali keterkaitan keris pusaka ini dengan tokoh Lagoa.

    Sekarang saya berusia 77 (tujuh puluh tujuh) tahun.
    Saya memperoleh keris pusaka ini dari Aba Haji Makmun yang bermukim di Cihideung Kabupaten BOGOR.Saya bertemu untuk pertamakalinya pada tahun 1980 diantarkan teman baik sejak kecil Bagaimana keris pusaka dari Sulawesi sampai berada di Tanah Parahiyangan Jawa Barat.Beliau bercerita bahwa keris pusaka ini diberi oleh guru spiritual beliau yang beliau hormati. Guru tersebut adalah seorang 'JAWARA' yang disegani di Cigombong.Menurut Aba Haji Mamun guru beliau lah yang menerima pemberian keris pusaka ini secara langsung dari tangan tokoh Lagoa.Saya mengenal Aba Haji Makmun seorang sederhana dan lugu serta dihormati orang, maka saya percaya apa yang beliau ceritakan adalah benar apa adanya.
    Dar : nsoegiono@yahoo.com


    BalasHapus
  5. Maaf sekedar meluruskan tentang asal pak lagoa jago Tanjung...setahu saya pak lagoa berasal dari Balangnipa Sinjai,bukan dari mandar...nama asli pak Lagoa adalah Labuang.saya tahu sejarah beliau dari Bpk saya...karena dahulu bpk saya anak buah beliau dan pernah tinggal di rumahnya di daerah Koja Tg priok...maaf sekali lgi saya hanya sekedar meluruskan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin menghubungi Bapak,bisakah bapak memberikan alamat rumah atau no.telephon Bapak kepada nsoegiono@yahoo.com karena saya merawat keris Lagoa/

      Hapus
    2. Saya ingin menghubungi Bapak,bisakah bapak memberikan alamat rumah atau no.telephon Bapak kepada nsoegiono@yahoo.com karena saya merawat keris Lagoa/

      Hapus
  6. Maaf sekedar meluruskan tentang asal pak lagoa jago Tanjung...setahu saya pak lagoa berasal dari Balangnipa Sinjai,bukan dari mandar...nama asli pak Lagoa adalah Labuang.saya tahu sejarah beliau dari Bpk saya...karena dahulu bpk saya anak buah beliau dan pernah tinggal di rumahnya di daerah Koja Tg priok...maaf sekali lgi saya hanya sekedar meluruskan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih.Saya ingin tahu betul jati diri Beliau, karena saya merawat keris pusaka yang konon pemberian Beliau kepada guru s[piritual Aba Haji Makmun yang memberikan keris pusaka ini kepada saya.Saya ingin seorang Bissu bisa menjelaskan kebenaran ini.

      Hapus
    2. Yth bp sanrego
      Saya juga ingin mengetahui sejarah pak lagoa klu boleh tahu apa ada buku nya

      Hapus
  7. Yth. Bapak Sanrego.
    Saya ingin melakukan kontak dengan Bapak.Apakah Bapak berkenan memberikan alamat domisili atau nomor telphone yang bisa saya hubungi.Dari saya perawat Keris Lagoa email: nsoegiono@yahoo.com

    BalasHapus