Senin, 10 Agustus 2015

KALINDAQDAQ BUKANLAH PANTUN?

Sekarang ini segala bentuk kesenian telah dikenal dan menyebar sampai kepelosok-pelosok pulau dan benua. Berkat internet dan Mr. Goggle, kita bisa tahu narasi berbagai jenis kesenian bersama lokalitasnya masing-masing. Hanya dengan mengetik sebuah kata kuncinya, yang dicari akan muncul dengan berpuluh penjelasan. Aku bayangkan seorang yang tinggal dekat kutub utara, jika ingin tahu tentang Mandar, maka tinggal menyebutkan saja kata Mandar, Budaya Mandar, atau suku Mandar, maka akan bermunculan berbagai tulisan yang tentang itu. Segala hal tentang kesenian Mandar pun agaknya telah lengkap tersaji di dunia cyber. Dulu, sebelum era komputer, orang yang tinggal di Jakarta jika ingin mencari tahu tentang jenis-jenis musik dan lagu Mandar, akan susah sekali, apa lagi tentang sastra Mandar, kecuali jika ia mau bercape-cape ke Kantor Perwakilan daerah atau anjungannya di Taman Mini Indonesia Indah. Masih untung jika di sana ada yang mengerti tentang Mandar dan budayanya, tapi biasanya yang tahu pun hanya sepotong-potong.

Dalam sebuah buku pelajaran sastra sekolah menengah saya mendapatkan keterangan tentang sebuah bentuk sastra lisan, yakni Pantun. Di sana dikatakan bahwa pantun adalah puisi Indonesia asli yang telah ada berabad-abad lampau. Hingga sekarang pantun masih merupakan puisi yang populer dalam masyarakat Indonesia. Pantun disebut puisi rakyat yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat. Pantunlah satu-satunya puisi lama yang masih hidup dan tersebar luas di zaman modern ini. Pantun dapat dikatakan sebagai puisi nasional karena hampir setiap suku bangsa Indonesia mempunyai puisi yang bentuk dan isinya sama dengan pantun, hanya istilahnya yang berbeda.

Selanjutanya diberikan contoh-contoh pantun dari berbagai daerah, dan bahkan dari mancanegara yang puisi rakyatnya mirip-mirip pantun. Antara lain disebut pantun-pantun dari : Jawa, Sumatra. Betawi atau Jakarte, Madura, Bali, Maluku, Kalimantan. Malaka, China, Madagaskar, Tibet, Spanyol. Italia, Turki, dll. Tak satupun disebutkan pantun dari pulau Sulawesi, apalagi dari Mandar. Apakah memang tak ada puisi lama jenis pantun di Mandar?. Menurut saya, tidak mungkin Mandar tak punya syair atau puisi yang berkategori pantun dengan penanda Isi dan Sampirannya. Disinilah tugas para sastrawan daerah untuk memberi penjelasan, atau mengangkat realitas bahwa di Mandar memang ada pantun.

Akan halnya dengan puisi rakyat Mandar paling populer yang bernama Kalindaqdaq, jika diperhatikan lebih cermat, memang dalam Kalindaqdaq yang beredar, paling tidak yang saya pernah baca, tidak terbaca dengan jelas adanya unsur sampiran dan isi. Padahal yang terutama membedakan antara pantun dengan jenis syair lainya adalah kedua hal tersebut. Dalam esainya di Kompas, Minggu 9 Agustus kemaren, Matdon menulis antara lain, “ Namun, sebenarnya beruntung pantun hingga saat ini masih banyak dipakai oleh kalangan muda meskipun penggunaannya hanya sekedar untuk main-main ataupun hiburan ( paling tidak dalam lima tahun terakhir, baik di tanyangan televisi maupun pergaulan sehari-hari), bahasa mereka pun disesuaikan dengaan kondisi zaman sekarang. Sakralitas pantun yang dilontarkan para pelawak secara spontan di tayangan televisi memang sudah rusak, tidak memparhatikan kaidah sampiran dan isi. Misalnya para pelawak sering berpantun ‘ Hei penonton....Makan kentang di atas genteng bawa pistol, jangan mentang-mentang muka lu ganteng padahal tiap hari lu Cuma tukan dagang ikan jengkol,’

Menurut Matdon, pantun itu ngaco, tapi masih mensyukuri bahwa pantun masih eksis dan disukai, lepas dari apakah pantun yang beredar itu benar atau tidak. Tentu saja yang dimaksud pantun yang benar oleh Matdon adalah yang memenuhi kaidah bentuk dan isi pantun ; ada sampiran dan isi, dan isinya mengandung nilai-nilai kultural di dalamnya. Jadi pantun hendaknya tidak dibuat barang mainan yang kehilangan fungsi dan maknanya yang hakiki, yakni sebagai media untuk memberikan pengejaran serta pewarisan nilai-nilai luhur budaya bangsa, begitu kata Matdon.

Sebenarnya kalau Matdon jeli mengamati, pantun sebenarnya sejak dulu sudah dipakai untuk berbagai maksud dn tujuan. Pada tahun 80 an, TVRI pernah mengadakan lomba berbalas pantun bagi pemuda dan remaja, yang menghasilkan pemantun-pemantun yang lihai dan cekatan menghubungkan sampiran dan isi pantun, kendati dibuat secara spontan dan asal. Berbagai group musik kerap membuat lagu berbahan dasar pantun. Salah satunya adalah group Bimbo dengan lagu Pantun Cintanya yang dua kupletnya berbunyi sebagai berikut :
Burung nuri naik onta
Bulbul terbang di atasnya
Dalam hati ada cinta
Tapi malu mengatakannya

Kuda pincang lari-lari
Mau terbang kecemplung kali
Abang sayang pujaan hati
Kau kutunggu setiap hari

Lagu pantun cinta di atas jelas memenuhi segala persyaratan untuk disebut pantun. Selamanya pantun akan terdiri dua bagian. Bagian pertama adalah pengantar yang disebut sampiran, bagian kedua isi pantun. Tiap larik terdiri dari empat perkataan. Dan pantun juga dalam fungsinya selalu jadi sajak nyanyian, dan tentu saja juga punya jenis pantun anak muda atau pantun berkasih-kasihan, sebagaimana isi pantun cinta Bimbo di atas.
Dalam hubungannya dengan kalindaqdaq sebagai sastra lisan Mandar, saya tidak melihat - atau mungkin saya kurang banyak mempunyai repertoire kalindaqdaq, bahwa kalindaqdaq pantas disebut pantun, melainkan puisi rakyat saja. Karena tidak atau kurangnya unsur sampiran dalam kalindaqdaq, atau jumlah kata dalam satu lariknya tidak konsisten dengan ketentuan empat perkataan seperti yang ada pada pantun, walau pantun sendiri sering tidak konsiste dengan syaratnya sendiri. Tapi memang banyak kalindaqdaq yang dinyanyikan dalam sayang-sayang atau lagu pop lainnya yang membuatnya jadi mirip pantun. Masalah ini harus dipertegas, agar kalindaqdaq memiliki jenis kelamin atau status yang jelas, apakah puisi atau pantun, karena puisi dan pantun jelas berbeda, seperti ibu dan anaknya, pantun adalah jenis puisi lama yang disarankan untuk selalu berpegang teguh pada seperangkata kaidah dan persyaratan, sedangkan puisi, terutama puisi modern, cendrung lebih bebas dan semau gue.

Di bawah ini saya ikutkan dua kalindaqdaq yang punya dua larik mirip sampiran dalam pantun, tapi sejatinya merupakan isi kalindaqdaq itu sendiri dengan teknik personifikasi.
Pitu tokke pitu sassaq
Satindorang buliliq
Sangnging maqua
Baler i tomawuweng
Tujuh tokek tujuh cecak
Seiringan kadal
Semuanya berkata
Kembali puber si orang tua

Muaq diang tomawuweng
Meqwaler mendulu
Alangi rottaq
Pattuttuang landana
Kalau ada orang tua
Yang puber kembali
Ambilkan sendok nasi
Pukulkan ke batang hidungnya

Bandingkan dengan puisi rakyat Pulau Bacan ini yang bernama Dalimoro, dan biasa dinyanyikan. Jelas ada unsur sampiran dan isi di dalamnya,karenanya identik dengan pantun.
Selasi cece tinggi
Basalang tinggi, cece badaung
Kubei ompu balompo
Basalang balompo, cece bataun
Selasih janganlah tinggi
Biarpun tinggi, jangan berdaun
Kubiarkan tuan pergi
Jika pergi jangan bertahun-tahun

Lihat juga pantun Dayak Ngaju yang bernama Dindang di bawah ini.
Mimbul kujang into penda huma
Telu andau bak jadi puan
Aman kurang kaji sekola
Jatun ati gunae andau harian
Menanam padi di bawah rumah
Tiga hari menjadi puan
Jika kurang belajar di sekolah
Tak ada gunanya di hari kemudian













2 komentar:

  1. KISAH NYATA..............
    Ass.Saya IBU SERI HASTUTI.Dari Kota Surabaya Ingin Berbagi Cerita
    dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
    saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
    saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
    internet dan menemukan nomor Ki Dimas,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
    awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Dimas alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
    sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
    Dimas Taat Pribadi di nmr 081340887779 Kiyai Dimas Taat Peribadi,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.

    KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
    BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!

    ((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))

    Pesugihan Instant 10 MILYAR
    Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :

    Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
    Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
    dll

    Syarat :

    Usia Minimal 21 Tahun
    Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
    Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
    Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
    Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda

    Proses :

    Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
    Harus siap mental lahir dan batin
    Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
    Pada malam hari tidak boleh tidur

    Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :

    Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
    Ayam cemani : 2jt
    Minyak Songolangit : 2jt
    bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt

    Prosedur Daftar Ritual ini :

    Kirim Foto anda
    Kirim Data sesuai KTP

    Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR

    Kirim ke nomor ini : 081340887779
    SMS Anda akan Kami balas secepatnya

    Maaf Program ini TERBATAS .

    BalasHapus