Senin, 09 November 2015

HIPNOTERAPI, ALAM BAWAH SADAR DAN TUHAN

Memang manusia banyak yang prilakunya mirip Iblis, yaitu bila dipercaya khianat, sombong, menganggap diri paling pintar. Jika ia memiliki ilmu, maka sering dipamerkan, atau disalah gunakan untuk menipu dan menciderai orang, misalnya dengan menghipnotis orang di jalan, di bus atau di kereta, sehingga tanpa sadar menyerahkan semua barang berharga miliknya kepada penghipnotis. Menurut para pakar hipnotis, sebenarnya keahlian penipu itu bukanlah masuk dalam kategori hipnotis yang sebenarnya, tapi ‘gendam’ atau ‘tepuk bahu’, yang melakukan manipulasi, atau menghilangkan kesadaran korbannya. Prinsip utama dari hipnotis yang benar adalah adanya unsur kerelaan, berdasar kemauan sendiri atau atas izin dari yang empunya tubuh. Artinya bila sugesti yang diberikan bertentangan dengan hati nuraninya, maka ngga bisa kena, dan beroleh hasil yang diinginkan, misalnya kesembuhan dari suatu penyakit.

Di televisi kita sering melihat aksi-aksi Uya Kuya atau Romy Rafael menghipnotis orang yang tampak tak berdaya dan manggut-manggut saja, serta mengiyakan setiap kata-kata mereka lalu bertindak, dan berprilaku seperti yang diinginkan keduanya. Ini sudah masuk ke dalam kategori hipno-entertainment yang masih bisa diterima dan dinikmati oleh yang menjadi kelinci percobaan, atau para pirsawan. Sejatinya, hipnotis sudah sejak lama digunakan untuk pengobatan, atau teraupetik yang lebih dikenal dengan istilah ‘ Hipnoterapi’. Di sini energi pikiran ‘bawah sadar’ pasien diberdayakan dengan terlebih dulu merelaksasi pikiran sadar pasien. Para praktisi hipnoterapi percaya, tubuh bisa diajak berkomunikasi lewat ‘mind and body connection’.

Pada masa awal, hipnoterapi digunakan untuk terapi kejiwaan, lalu berkembang dalam ranah rehabilitasi, penatalaksanaan rasa sakit, hingga usaha-usaha preventif terhadap penyakit-penyakit tertentu. Dan kini telah menjadi cabang pengobatan alternatif yang disukai dan tumbuh bak cendawan di musim hujan. Hipnoterapi kini merambah dari mulai kesehatan dan kecerdasan anak, hipnobirthing, hipnofertility, hingga hipnoterapi agar bisa behenti merokok. Hanya saja dalam hal ini perlu juga untuk bersikap jeli, agar tak jatuh pada mereka yang tak kompeten menterapi, tapi hanya mau promosi belaka. Mestinya hipnoterapi dilakukan oleh seorang psikolog dan bersifat medis, dengan didampingi oleh seorang dokter.

Cara kerja hipnoterapi adalah menghipnotis orang dengan memamfaatkan gelombang elektromagnetik dan energi dalam tubuh manusia. Namun berbeda dengan pengobatan alternatif lainnya , atau yang mengarah ke hal-hal gaib atau paranormal, dalam hipnoterapi, pasien adalah subjek aktif yang beroleh panduan penterapi dengan sadar untuk menerima masukan guna mengaktivasi energinya sendiri dalam rangka penyembuhan. Sesuai dengan akar kata ‘Hpno’ dari bahasa Yunani yang berarti tiidur, maka pasien pertama-tama dikondisikan agar mengalami relaksasi, seperti orang tertidur. Dan ini adalah usaha untuk memberdayakan energi bawah sadar atau jiwa dalam keadaan ‘alpha state’, dimana jiwa bawah sadar itu akan mengungkapdari apa telah direkamnya tentang gangguan-gangguan atau problem kejiwaan si pasien. Lalu sang terapis akan memberi sugesti-sugesti positif untuk dikopas ke jiwa bawah sadar dengan terlebih mendelete atau melupakan hal-hal buruk dan keliru yang bersifat traumatik dari si pasien di masa lalu. Ya, seperti sebuah komputer, terapis mencoba untuk mereparasi piranti lunak dalam tubuh pasien yang sudah terkena virus.

Hipnoterapi adalah metode penyembuhan yang mencoba memperbaiki aspek kejiwaan pasien yang pada gilirannya akan memperbaiki kondisi kesehatan badannya. Berdasar penelitian, bahwa 60-70 persen penyakit yang diidap manusia bersifat ‘Psikosomatik’ atau artinya bahwa gangguan kesehatan banyak disebabkan oleh sebab-sebab kejiwaan, jadi dari ‘Mind’ turun ke ‘Body. Sikap mental negatif bisa menimbulkan penyakit. Orang yang pertama meramu berbagai cara-cara pengobatan kuno dari negri Yunani, Arab, India, dan Persia, hingga menemukan problem psikosomatis, adalah filsuf muslim ‘ Ibnu Sina’. Dalam bukunya al Qanun fi al-Thibb, beliau menjelaskan hubungan yang erat antara berbagai kondisi kejiwaan dengan penyakit badan.

Hipnotis untuk keperluan pengobatan dirintis oleh Frederick Anto Mesmer pada tahun 1775. Dulu orang menyebut metode Mesmer sebagai mesmerism yang berkonotasi negatif, karena dianggap sebagai tahyul dan juga aneh serta menakutkan. Adalah seorang dokter Inggeris, Dr. Elliotson yang pertama menjadikan mesmerism sebagai terapi di rumah sakit dan tempat praktek pribadinya. Dan pada tahun 1841, James Braid, menemukan sifat psikologis yang menjadi landasan ilmiah mesmerism, sekaligus merubah namanya menjadi ‘Hipnotisme’. Sejak saat ini, Braid berhasil menghilangkan ketakutan orang terhadap mesmerism atau hipnotis akibat kkurang pahaman. Di Indonesia, hipnoterapi sebagai bagian dari medical hypnosis sudah diajarkan di Fakultas Kedokteran, Unuversitas Indonesia sejak 1960- an.

Jauh sebelum Sigmud Freud, Jung, Mesmer, atau ahli-ahli barat lainnya mendayakan alam sadar sebagai bahan untuk melakukan penyembuhan secara psikoanalisa, atau psikoterapi, orang-orang timur, di India atau China, kira-kira 2.500 an tahun lalu telah mempraktekkan potensi alam bawah sadar untuk berbagai keperluan. Antara lain, telah menjadi sumber-sumber sastra atau religiusitas. Secara intuitif, para tabib kuno juga merekayasa energi bawah sadar untuk melakukan berbagai keajaiban di dalam ranah pengobatan. Hanya saja tindak lanjut dari kemampuan intuisi dari alam bawah sadar ini tidak berkembang kearah menciptaan hal-hal yang bersifat pisik-materialis. Kekuatan spritual orang-orang timur memang begitu diagung-agungkan sehingga aspek-aspek pisik manusia agak diabaikan, spritualitas tinggal spritualis belaka. Padahal semua penemuan-penemuan ilmiah besar adalah hasil kerja intuisi atau alam bawah sadar manusia yang dikembangkan menjadi teori –teori besar yang mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan materialistik manusia. Teori relativitas Einstein atau hukum Gravitasi Newton adalah hasil kerja intuisi pada mulanya.

Demikian pula dalam Islam, banyak praktek pedukunan atau terapi yang sejatinya juga adalah bersifat pengembangan alam bawah sadar, atau aktivasi organ, indra-indra ke enam manusia, dus, hanya membuat suatu sugesti, harapan atau optimisme, karena ingatan pada Tuhan Yang Maha Kuasa, Sang Penyembuh segala penyakit, menjadi tampak agak aneh dan berlebihan, karena menafikan paktor ‘ Anugerah’ Tuhan dalam segala aspek penyembuhan, kebaikan dan kebahagiaan manusia. Banyak yang dalam promosinya menjamin kepastian penyembuhan dan perbaikan nasib. Sebuah iklan pengobatan sbb: “Insya Allah, langsung bisa terawang, lihat alam gaib, komunikasi dengan jin, khodam, siluman, dan makhluk gaib lainnya......wibawa tinggi, pagar harta-benda, menyedot rezeki dari berbagai penjuru, dsb dsb....mahar satu juta, garansi total, dan pembuktian di tempat, sifat permanen.”

Nabi Musa pernah sakit perut ketika bersama pengikutnya dikejar-kejar oleh pasukan Fir’aun. Musa mengeluh pada Tuhan, dan Tuhan menjawab,” Pergilah ke atas bukit itu, ambillah daun yang ada di sana, makanlah supaya perutmu tak sakit.” Musa lalu lari naik bukit, tapi belum sempat menyentuh sehelai daunpun, perutnya sudah sembuh. Ia berterima kasih pada Tuhan, kemudian turun. Tak lama kemudian perutnya sakit lagi. Tanpa pikir panjang Musa berlari lagi kebukit lalu memakan daun-daun yang dimaksud oleh Tuhan. Tapi perutnya tak kunjung sembuh. Musa kali ini memprotes Tuhan,” Ya Tuhan, kok perutku tak sembuh juga padahal sudah makan daun berhelai-helai.” Dan Jawab Tuhan adalah,” Ilmu apa yang berkesimpulan bahwa daun itu bisa menyembuhkan sakit perut.”
“ Bukankah tadi Tuhan menyuruhku memakan daun itu?” Sergah Musa. Tuhan mnjawab.” Yang menyembuhkan perutmu adalah perkenan-ku, bukan daun itu. Waktu sakit perut pertama kau minta tolong kepada-Ku, tapi yang kedua kau langsung lari mencari daun tanpa meminta tolong kepada-Ku. Daun itu, juga apa saja di dunia ini, termasuk ilmu dan pengetahuanmu, tak bisa menyembuhkan apa-apa. Yang menyembuhkan adalah kehendak-Ku, dan terserah Aku akan menyembuhkanmu melalui daun atau batu atau apapun.”







Tidak ada komentar:

Posting Komentar