Rabu, 16 Mei 2012

SEKILAS AKSIOLOGIS FILSAFAT ISLAM



Sebagai orang yang beragama atau percaya Tuhan, membicarakan sisitem fisafat yang tak menempatkan Tuhan sebagai yg utama, bagi saya adalah hal yg absurd. Problema sentral dari fisafat barat adalah, bagaimana pengetahuan itu dimungkinkan, sedang filasafat timur mengatakan intelektualitas adalah Avidia, atau ketersesatan. Sedang filsafat Islam problem sentralnya adalah, bagaimana kenabian ( wahyu ) itu dimungkinkan. Kita akan akan memilih yg mana, filsafat kritik ( barat dan timur ) atau filsafat profetik?.



Lahirnya filsafat Islam, begitu juga wahyu Nabi Muhammad, membawa pandangan yang baru secara radikal tentang alam dan hukum yg tidak dapat dipahami hanya dengan bertitik tolak dari filsafat2 sebelumnya. Wahyu Quran memberikan posisi yang sangat baru dalam hubungan antara yg riil dan yg tidak riil, antara satu dan yg banyak,antara Tuhan dan manusia. Ibnul Arabi menunjukkan persoalan pokok dari wahyu dengan membawakan kata-kata tiga orang Khulafaur Rasyidin sahabat Nabi yaitu mengenai tauhid, yg tidak merupakan fakta, akan tetapi merupakan "Tindakan" sebagai saat pertama dari syahadat, sebagai problem pokok dari filsafat Islam.



Ungkapan itu mengingatkan saya pada dialog tingkat tinggi antara Albert Einstein dengan Rabindrannath Tagore perihal tidak dapat dipahamkannya segala sesuatu, kecuali dalam referensi Ketuhanan Yang Maha Esa.



Bahwa dunia kini memerlukan New Image of Man,yaitu integrasi pikir, dan dzikir, kepala dan dada. Gambaran New Imege of Man menurut Reiser itu mendekati candra jiwa manusia yang seperti imago-Dei, karena peran ketuhanannya : The evil of the fall of man are then finally undone and the man returns on higher level of development, to thet psychological " garden of eden as the heart-heart synthesis or cortico-thelamic integration.



Yang demikian itu mengingatkan kepada kisah dari Demak, ketika Sunan Kalijaga melihat kematian orong-orong karna terputusnya kepala dari dada, yang menjadi hidup kembali setelah disambung dengan serpihan kayu jati. Tatal jati ini melambangkan bagian dari pohon jati, yaitu keutuhan kebenaran. Orong2 atau orang2 itu jadi hidup kembali karna hidup sejati itu akibat tersambungnya kepala dan dada, pikir dan zikir akal dan kalbu, itulah usaha alam skala mikro dan individual, sedangkan secara makro, ditegakkannya saka-tatal-jati sebagai salah satu penyangga masjid Demak, berarti difungsikannya masjid lembaga penegak kebenaran di tengah-tengah masyrakat



Dari Al-Quran kita tahu bahwa fungsi atau peran kekhalfahan itu memerlukan hubungan struktural dan fungsional unsur2 tanah dan nama2 segala benda. Maka perintah sujud bagi semua kepada Adam berarti aktualisasi fungsionalisasi semua,yang semula hanya fakta lepas, lalu terstruktur demi peran ketuhanan sebagai kahalifah di bumi.



Bahwa iblis enggan sujud atas dasar alasan bahwa dirinya yang terbuat dari api yaitu lebih tinggi dari adam yang terbut dari tanah, itu memperlihatkan iblis oleh kesombongan ke aku-annya, sebab yang Allah perintahkan untuk disujudi itu ialah peran peran ketuhanan sebagai kahlifatullah. Ada api yang tidak seperti iblis ialah api yang sujud pada agenda kelampuan, di sini api tidak membakar secara liar melainkan masuk kepada sistim misi sebuah lampu sebagai juru penerang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar