Rabu, 23 April 2014

BUKU

Mengapa peradaban dan kebudayaan Yunani begitu terkenal dan telah membuat Eropah melakukan renesans atau kebangkitan oleh pengaruhnya, karena Yunani adalah bangsa kutu buku. Filsuf-filsuf Socrates, Plato, dan Aristoteles adalah tonggak-tonggak sejarah Yunani yang menjulang oleh mahkota buku-buku di puncaknya. Kebudayaan Islam juga bangkit dari sela-sela lembaran buku yang melahirkan guru-guru bagi Eropa dan dunia. Al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd adalah dewa-dewa ilmu dan filsafat yang menyihir dunia dengan kepandaian yang dipetik dari pohon-pohon buku yang berbunga kecerdasan abadi.

Mengapa periode dinasti Abbasyiah lebih beken daripada kekhalifahan Ottoman, juga karena faktor kecintaan pada buku. Di masa sultan HarunAl Rasyid dan khalifah Al Ma’mun, telah berdiri Batul Hikmah, perpustakaan dan pusat perbukuan kerajaan. Masa keemasan Islam adalah masa keemasan buku. Saat itu Baghdad, kota Seribu Satu Malam telah menjadi pusat penerbitan buku, penulisan risalah ilmiah, sastra dan filsafat. Perpustakaan dijumpai di mana-mana dengan koleksi buku yang melimpah. Begitu juga banyak pengunjung tetapnya yang merupakan pencinta buku.

Buku adalah lambang kemajuan, ibu peradaban dan bapak kebudayaan . mengapa bangsa-bangsa anglo saxon lebih maju daripada bangsa-bangsa latin, konon juga karena factor kecintaan pada membaca buku. Bangsa China adalah bangsa penggemar buku disamping penyantap bakmie, bakso atau bakwan. Di negri itu pada jaman dahulu, persyaratan untuk menjadi pegawai atau pejabat adalah kepandaian membuat karya sastra atau puisi, dan tentu saja, tak bisa begitu jika tak suka baca buku.

Pidato-pidato atau tulisan-tulisan Sukarno, Hatta, Sahrir dan tokoh-tokoh perjuangan yang lain pada dasarnya adalah pernyataan buku yang bergudang telah dibaca oleh mereka. Saya dulu sering datang ke rumah Baharuddin Lopa di Mampang Prapatan, dan melihat hanya buku yang ada pada setiap dinding rumahnya, makalah dan majalah atau Koran yang berserakan di lantai. Saat pertama kali saya bertemu dengan Husni Jamaluddin, adalah saat beliau tengah duduk dikursi goyang sedang membaca buku.

Apakah kita bisa secerdas atau menyamai prestasi tokoh-tokoh historis di atas, dengan tanpa mengikuti jejaknya sebagai penggila buku? Mustahil…karena bukulah yang telah membuka wawasan dan jendela dunia bagi mereka, sekaligus memberi sayap sehingga bisa menjulang dan terbang tinggi bagai burung di langit peradaban. Tidak ada pemimpin nasional atau dunia yang tidak kawin dengan buku sepanjang hayat dan kiprah perjuangannya. Kalau tidak, darimana mereka beroleh inspirasi dan dorongan, atau bagaimana mereka bisa menghibur diri dengan asupan otak dari buku. Sukarno dari penjara Suka Miskin dan Boven Digul selalu minta dikirimi buku. Dan itu yang mengurangi beban deritanya dan mempertahankan idealismenya sehingga bisa terus mengirim pikiran-pikiran briliannya ke luar, dan menjadi bacaan wajib bagi para aktivis dan pengikutnya.

Saya bisa mengetahui karakter dan masa depan seseorang dengan melihat ada atau tidak buku-buku di rumahnya. Rumah yang tak diterangi dengan buku sama dengan rumah tak berjendela. Dan takkan ada pembentukan akal budi di sana. Buku membuat kita selalu punya harapan, keberanian dan keyakinan baru. Buku adalah pelita di kegelapan yang akan menerangi jalan sepanjang hayat.

Selamat Hari Buku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar