Jumat, 17 Januari 2014

ETOS MALAQBI


Jika orang mengatakan bahwa Malaqbi kedo-kedona I Kaco Bellu, dan hal tersebut berkorespondensi dengan realitas hidup keseharian I Kaco, dimana ia rajin beribadah, tidak suka berbohong, rajin bekerja, suka membantu, bertanggung jawab, penuh empati atau kayyang siri’, maka dapatlah dikatakan bahwa I Kaco itu memiliki apa yang disebut “ Etos Malaqbi”. Secara thesaurus atau jenis kata, etos itu sebangsa dengan kata antusisme, motivasi, semangat, ruh, passion, kehendak atau nilai-nilai. Sedang pengertian malaqbi dalam bentuknya yang kongkrit di Mandar terdapat dalam kalimat,” Polei batua dini di olo malaqbina maraqdia,” yang berarti “ Hamba datang menghadap di hadapan raja yang mulia,” Di sini kata atau ungkapan malaqbi bermakna seorang yang punya sifat mulia, terhormat, atau bermartabat. Di jaman sekarang, pribadi mulya, bermartabat dan terhormat juga bisa sampai pada I Kaco karena sifat-sifatnya itu, jadi tidak hanya bertahan di kalangan elite, orang besar atau raja. Etos malaqbi akan menyempurnakan etos-etos yang seperti, etos kerja, etos social, etos berusaha, etos teknologi, etos seni dll.
Yang dimaksud “ Etos Malaqbi” per definisi adalah orang yang punya jiwa, ruh, nilai-nilai atau sifat mulia, bermartabat dan terhormat. Habitatnya ada di dalam hati dan intangible tidak kasat mata, suatu suasana hati yang akan mewujud dalam prilaku dan tindakan spontan tanpa pertimbangan ratio atau logika, melainkan sudah menjadi adat, kebiasan, dan kepribadian. Dalam konteks kebudayaan, etos malaqbi bisa dikategorikan sebagai Struktur Sosial atau prinsip social seperti yang diteorikan Radcliffe Brown. Atau dalam istilah Clyde Kluckholn, “ Idel Patterns atau pola cita. Jika etos sejajar dengan Niat, maka Malaqbi itu lebih equivalent dengan kata “ Taqwa”. Jika etos atau niat menentukan amal seseorang ( Innamal a’malu binniyati), maka sifat mulia atau taqwa adalah amal ibadah dan amal saleh yang dilakukan karena Allah semata, lillaahi taala.
Etos malaqbi inilah yang akan menjadi api atau batu pemantik bagi berkembangnya bakat atau talenta serta karakter seseorang. talenta yang besar, takkan langgeng dan memberi berkah atau mamfaat tanpa adanya karakter yang menjadi container bagi perkembangan bakat atau talenta itu. Karakter adalah kualitas moral yang membuat atau membawa seseorang mampu terbang tinggi bersama bakat besar yang dimilikinya Tapi karakter yang betapapun kuatnya akan mudah aus dan luntur bila putus hubungan dengan etos malaqbi.
Fenomena Michael Jakcson adalah hujjah terbaik bahwa seseorang pada akhirnya betapapun hebat, baik dan berbakat besar, tetap saja memerlukan etos malaqbi atau etos taqwa dalam langkah dan jangka kehidupannya. Dengan bakatnya yang luar biasa, Michael Jackson bisa menjadi King of Pop atau penyanyai pop terbaik sepanjang masa. Dengan karakter moralnya atau kebaikannya ia membangun semacam komplek Walt Disney di rumahnya yang besar guna membahagiakan anak-anak kecil yang dicintainya. Namum karena ketiadaan etos malaqbi, ia jadi seorang yang tak pandai bersyukur pada anugrah Tuhan pada dirinya, sehingga ia suka sekali memvermak wajahnya dengan opplas atau bahkan menggauli anak-anak yang datang kepadanya.
Dengan etos malaqbi – disingkat malaqbi saja- maka di Mandar telah muncul bintang-bintang yang menyemarakkan langitnya dan yang akan dikenang sepanjang masa. Gabungan tiga kualitas jiwa, malaqbi, karakter, dan bakat yang bisa juga disebut nilai-nilai budaya, telah melahirkan tokoh-tokoh seperti Imanyambungi atau Todilaling, Imam Lapeo, Ibu Depu, Husni Jamaluddin, Baharuddin Lopa, dll. Merekalah yang dengan kemalaqbiannya, bakat serta kualitas moralnya, telah mengangkat nama Mandar sehingga disegani dan dihormati di kancah nasional dan internasional. Mereka mengharumkan nama Mandar bukan dengan semata-mata karena kualitas Profesionalisme mereka ( bakat), tapi juga karena kualitas moral dan taqwa merekalah yang membuat Mandar bersinar di langit Nusantara. Almarhum Baharuddin Lopa sering dalam tulisan dan ceramah-ceramahnya, mengkaitkan issu-issu hukum, demokrasi dan Ham sebagai premis minor dengan Al Qur’an dan Hadis Rasul sebagai premis mayor.
dengan bakatnya sebagai mangkubumi atau panglima perang plus karakter kuat dan malaqbinya, Todilaling berhasil membangun sebuah dynasty kerajaan yang sampai kini masih eksis dan punya nama besar, yakni kerajaan Balanipa. Sedangkan kerajaan Passokkorang yang juga punya raja berbakat tapi minus karakter dan ammalaqbiang, telah lama ditelan masa dan hancur. Walaupun Todilaling adalah penganut animime, tapi beliau adalah seorang animis yang baik dan etos keTuhanannya itu telah membina karakter moral dan bakatnya. Dengan perjuangan dan motivasi manusia-manusia yang punya integritas tinggi ( malaqbi, berkarakter, berbakat ) seperti Baharuddin Lopa dan Husni Jamaluddin, kita semua orang Mandar telah punya provinsi sendiri yang “ Malaqbi” untuk mengakselerasi pembangunn, kemajuan, kesejahteraan dan kemakmutan, bernama “ Provinsi Sulawesi Barat.”

NB: Tulisan di atas hanya percobaan untuk mengkongkritkan dn membumikan ungkapan Malaqbi hingga ia bisa di operasionalisasikan dan diaplikasikan dalam hidup sehari-hari kita sebagai orang Mandar.
Suka · Bagikan · Kemarin jam 11:13



Tidak ada komentar:

Posting Komentar