Kamis, 02 Januari 2014

TRADISI RAKYAT MANDAR

Dalam istilah akademisnya tradisi rakyat adalah ‘folklore’. Salah satu bagian dari tradisi rakyat itu adalah kepercayaan rakyat atau folk belief. Menurut Potter, folklore adalah fosil hidup yang menolak untuk mati, “ a lively fossil which refuses to die”. Disamping ia memang diturunkan secara turun temurun dari orang tua-tua yang otoritatif, ia juga dianggap bagian dari karakter, identitas sebuah etnik atau komunitas rakyat, dengan kata lain juga telah menjadi budaya masyarakat yang tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.
Di Mandar, kepercayaan rakyat itu sangat banyak dan beragam. Di bawah ini akan disertakan beberapa diantaranya :
1.tahi lalat atau lali’
a. jika terdapat dileher atau bahu ( di tengah) menandakan bahwa wanita/laki-laki, terutama wanita akan selalu mujur dan tidak pernah kekurangan makan.
b. wanita yang mempunyai tahi lalat diantara kedua alisnya, baik sekali dijadikn istri karena ia dianggap punya kemujuran.
c. wanita yang punya tahi lalat di bawah lubang hidungnya, tidak baik dijadikan istri.
d. wanita yang punya tahi lalat di bawah matanya, sering dan suka menangis.
e. laki-laki yang punya tahi lalat pada alat kelaminnya sering patula-tula ( istrinya selalu meninggal)
f. wanita yang mempunyai tahi lalat pada kelaminnya sering meninggal anaknya.
2. Baba, tanda merah atau hitam sejak lahir
a. dari pusar ke atas pertanda biak
b. dari pusar sampai ke bawah pertanda kurang baik.
3. Badan yang berbulu dari pusar sampai ke dada tidak bisa dipercaya.
4. Bentuk badan
a. badan yang gemuk pendek jarang jadi pemimpin
b. badan yang cacat tidak bisa dipercaya.
5. Ada garis di tengah dahi berarti suka marah
6. Punya bulu mata yang panjang, orangnya cepat terharu.
7. Bulan yang dianggap baik ; bulan haji, bulan safar, bulan Maulid, Sya’ba dan Zulhijjah.
8. Bulan yang dianggap tidak baik yaitu bulan Tassipii’. Bulan antara Idul Fitri dan Idul Adha, Zulkaedah. ( orang Mandar, juga orang Bugis-Makassar mempunyai kepercayaan tentang waktu. Dalam melaksanakan upacara perkawinan akan dipilih bulan dan hari baik. Pada bulan tassipi atau Zulkaedah tidak ada yang melakukan acara perkawinan, tapi pada bulan Zulhijjah, Safar, banyak acara perkawinan.
9. Alam Fauna
a. burung hantu atau arra kalau berbunyi akan membawa alamat. Berbunyi satu kali panjang melewati bubungan rumah, tanda akan ada berita tidak baik, atau kematian.
b. kupu warna masuk rumah tanda akan ada rezeki.
c. kucing atau posa yang ekornya bercabang, baik dipelihara karena mendatangkan rezeki.
d. ular masuk rumah akan membawa kecelakaan.
e.ayam betina saling berlaga, tanda bakal ada tamu.
f. anjing melolong di tengah malam tanda melihat setan.
10. Alam flora
Untuk upacara adat sirih, pinang, kelapa, tebu daun pacar ( lattigi) dll, punya arti simbolis yang baik.

Masih banyak memang yang menganut dan mempercayai hal-hal tersebut di atas. Agaknya berat untuk mencampakkannya begitu saja, karena telah memasuki ranah, kognitif, afektif bahkan motorik banyak orang Mandar dalam waktu lama. Terlebih kalangan nelayan, mereka banyak punya pamali dengan ussulnya dalam rangka sukses sebagai pelaut dan pancari ikan.
Sikap para ulama pada jaman dulu biasanya bersikap akomodatif terhadap folkbelief itu, kecuali yang terang-terangan mengadung sirik akbar, seperti menyembaha benda alam tertentu, dalam hal ini mereka tak ada kompromi, seperti yang yang telah dilakukan oleh Imam Lapeo dalam menumbangkan pohon-pohon yang di per Tuhan atau di dewakan ( Sarigan).
Sebenarnya Islam telah jelas dan lengkap membahas masalah-masalah tersebut, hanya mungkin karena niat untuk mengambil hati masyarakat adat atau tak mau berkonfrontasi secara frontal, karena akan menghambat proses dakwah di masa lalu, maka kepercayaan-kepercayaan itu masih langgeng sampai kini.
Islam mendefinisikan kepercayaan rakyat tersebut di atas sebagai Tathayyur atau thiyarah sebagai bentuk masdar ( infinitif) dari kata dasar thara yang memiliki beberapa makna, diantaranya, sekelompok burung yang terbang di udara. Secara istilah, tathayyur berarti “ meyakini sesuatu semata-mata karena melihat, mendengar dan berfirasat, dan hal ini membawa pengaruh pada pelaku untuk terus maju melangkah atau mengurungkan niat.” Dalam perkembangannya kemudian tathayyur juga meliputi segala macam benda selain burung sebagai sebab kesialan dan kebaikan.
Allah berfirman dalam Qur’an Al-A’raf ayat 131. “ Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” Bahkan Nabi mengatakan bahwa orang yang telah terlanjur bertathayyur maka ia wajib membayar denda kaffarah. Artinya orang tersebut telah berbuat kesalahan. “ Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah bersabda,” Barang siapa menjadikan thiyarah sebagai penghalang untuk melakukan sesuatu maka dia telah berbuat syirik.” Para sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, lantas apakah kaffarahnya?” “ Kaffarahnya adalah kalian membaca do’a: Allahumma la khaira illa khairuka wa la thaira illa thairuka, wa la ilaha ghairuka ( Ya Allah, tidak kebaikan melainkan dari-Mu, dan tidak ada kesialan kecuali yang Engkau tetapkan, serta tidak ada sembahan yang berhak untuk disembah kecuali Engkau.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar