Kamis, 03 Oktober 2013

DUNIA GONJANG-GANJING



Haruskah kita terkejut dengan dua berita besar ini?. Pemerintah AS tutup kegiatannya, dan Ketua MK, Akil Mochtar ditangkap KPK. Jika kita tahu apa yang menjadi setting sosial politiknya, maka rasanya dua berita tersebut takkan membuat kita kaget, gundah apalagi menangisinya.

Barack Obama yang menghentikan sebagian aktivutas pemerintahannya dan merumahkan hampir sejuta pekerja, sejatinya sedang bermanuaver politik sebagai reaksi atas penolakan kongres yang dikuasai partai Republik pada rencana Pelayanan Kesehatan Terjangkau ( ACA ) yang disebut juga Obamacares. Intinya, Obama dan partai demokrat memang selalu ingin menambah anggaran kepedulian sosial, dana bagi penganggur dan orang miskin serta terpinggirkan. Dan ini telah terjadi sejak The Great Depression dimasa kepemimpinan Franklin Delano Roosevelt dengan program Great Dealnya

Sebaliknya Partai Republik selalu ingin memangkasnya karena dianggap sebagai pemborosan yang akan mengurangi peran negara dan para kapitalis dalam menguasai dunia. Prinsip ini menjadi lebih kental dimasa presiden Ronald Reagan dengan ucapannya yang terkenal “ Enemy to Success is Gouverment.” Maka muncullah ekonomi predatorian yang disebut “Reaganomics” yang mengurita keseluruh dunia diikuti oleh penyerbuan-penyerbual illegal AS ke-seluruh dunia, khususnya ke negara-negara yang anti kapitalisme seperti Iran, Irak, Afganistan, Nikaragua, Venezuela, Colombia, dll.

Jadi yang terjadi adalah melulu pertarungan politik kekuasaan dengan prinsip Who Gets Whats.Ngga usah panik dan membuat kita gelisah. Nanti juga ada deal-deal, konpromi politik dengan iming-iming dollar. Jangan dikira Kongres atau Senat AS tidak doyan duit. Mereka juga rakus kayak tikus. Belum lama terungkap bahwa beberapa anggota perlemen AS dapat suap dari yang punya otoritas dibidang militer dan persenjataan untuk mendukung rencana intervensi militer AS ke Suriah. Untung saja Obama melunak untuk tidak menyerbu negara orang yang berdaulat. Karena konon Ibu Negara menolak rencana itu dan tentu saja juga karena penentangan sekutu-sekutu Suriah, seperti Rusia dan China.

Mengenai tertangkapnya Akil Mochtar, ngga usah kaget. Kerena dia memang seorang seorang politisi gagal dan menjadi anggota MK sebagai pelarian dan pelampiasan kekecewaannya saja, kemudian beruntung jadi ketua MK. Jadi dia bukan seorang hakim yang bisa diharap integritas dan independensinya. Karena dasarnya dia pasti tidak punya passion dan komitmen pada pekerjaannya. Dulu sebagai anggota dewan dia tidak happy, lalu mencalonkan diri untuk jadi bupati di Kalimantan, tapi dijegal dan dikalahkan oleh partainya sendiri, Golkar.

Lalu apakah dengan tertangkapnya Akil Mochtar akan merusak citra MK dan penegak hukum secara keseluruhan?. Kita tidak boleh menggeneralisasi dengan lantas mengatakan MK bobrok dan hukum di Indonesia telah runtuh. Seberapa banyak pun skandal yang dilakukan oleh para penegak hukum, tapi kita tidak boleh menutup mata juga dari prestasi dan integritas personal yang pasti ada pada setiap lembaga hukum. Masih banyak penerus-penerus Baharuddin Lopa, Hugeng Imam Santosos, Sacipto Raharjo, Jimly As Sidiqi, Mahfud,MD dan pendekar-pendekar hukum lainnya yang mesti diberi kesempatan untuk berkiprah dan membersihkan hukum dan keadilan dari orang-orang yang korup dan tak bertanggung jawab. Jangan lupa, kita juga harus angkat topi pada KPK yang juga adalah lembaga penegak hukum.

Negara kita adalah negara hukum, kita harus percaya pada proses hukum dan selalu pro justitia. Yang salah harus dihukum, yang tidak ya dibebaska. Kita bukan negara kekuasaan yang bisa dengan mudah menyingkirkan orang dan institusi yang tidak disukai dan dianggap dissident. Menyiksa orang yang masih dalam status tersangka, membantai orang yang dilindungi negara seperti sapi. Hanya sosok seperti Stalin dan Hitler yang tega membunuh jutaan orang lawan politikya dan pesakitan tanpa proses peradilan yang bebas dan independen.

Hanya karena desas-desus dan melihat sorot mata yang mencurikan dari tangan kanan dan teman seperjuangannya, Stalin lantas memerintahkan untuk membunuh Beria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar