Senin, 18 Juli 2011

PUISI-PUISI


KEBEBASAN. Siapakah yang sanggup ikuti jejak Nuh yg menjadi tukang kayuMU, membuat perahu yang menyebabkan ribuan makhluk tewas di perairan, atau seperti Rasul terakhir bermikraj ke langit dengan merampas ribuan hati dan jiwa, siapakah yang melihat tujuh lautan hanya seperti sebuah lubang air, kebebasan apa yang membuat Al Hallaj sanggup berkata " Ana AL Haq "........... SESAJI. dari sebuah bukit sakral yang selalu kukirimi sesaji kata-kata serupa japa mantra, kudengar bunyi genta yang kutak tau apa maknanya, apakah pengusir roh-roh jahat atau pemanggil dewa-dewa..... PURNAMA Bulan purnama di Jakarta, bagai sebongkah emas galian, dari lapisan hati paling dalam, tersingkap setelah mengurai tirai, yang teranyam dari untaian air mata derita SEBERKAS CAHAYA TUHAN. Jangan cari aku di balik malam, aku ada pada siang, pada hamparan sawah menguning, di permukaan laut-laut biru, di jalan-jalan yang mengular, pada gerak yang menolak diam, seberkas cahaya Tuhan SETANGKAI KEGELISAHAN Jengah juga terus begini, berbasa-basi dalam narasi, bersilat kata pada wacana, aksara berhias manis meringkas, mengabur kabur kaki langit, hilang pulang sgala persfektif, tahu apa yang tersisa? hanya setangkai kegelisahan PUISI TERINDAH kemilau kapal api yang berdatangan. pesona pesawat terbang yang berdaratan. di teluk Mandar dan Tanpa Padang. takkan menelan Perahu Sandeq. selamanya nanti. ...ia adalah prosa, ia adalah puisi, paling indah. di tanah Mandar KETUPAT. Nanti di bulan seribu bulan, kankuanyam janur siang dan malam, dalam syaum dan teraweh kusyu, isyarat bagi kematian setan pada lebaran, leburan dan luberan, menjelma kantong-kantong ketupat jatining nur, cahaya sejati yang membungkus beras, lambang nafsu duniawi SENAFAS CINTA. Senafas cinta yang hembus di hatiku, adalah nyanyi peri gaib di gua semesta kesunyian, tukang sihir yang pandai merubah nasib kata, kuda troika yang meluncur cepat di hamparan salju putih, lalu terbang di luasan menuju hilang,........ pemilik rumah pun bertanya, dari mana dan mau kemana?, hanya angin yang melengos bisu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar