Kamis, 03 Oktober 2013

BONTANG VS MAJENE

Judul tulisan sekedar ingin memprovokasi pemikiran kita semua tentang kerja sama kedua kota yang telah dirintis sejak tahun lalu oleh kedua pemimpin daerah, H.Kalma Katta, Bupati Majene dengan ir.H. Adi Darma, walikota Bontang. Konon rencana kerja sama keduanya akan bertumpu pada konektivitas di laut dengan mengoperasikan kapal fery Ro-ro ( Roll On-Roll Of ). Tentu saja kerja sama ini diharapkan akan menguntungkan kedua belah pihak. Majene bisa menjual dan mengangkut ke Bontang hasil bumi sayuran dan ternaak dan hasil tambang galian C. Sementara dari Bontang ferry bisa mengangkut pupuk kaltim maupun gas ( LNG).

Apakah kerja sama itu telah terealisasi atau dalam penjajakan, yang penting adalah munculnya suatu fokus yang menempatkan pelabuhan dan transportasi laut sebagai suatu yang vital dan penting. Sektor angkutan laut memang mempunyai keterkaitan ke depan atau daya dorong yang paling kuat dari semua sector-sektor unggulan lainnya. Daya penyebaran sektor ini mencapai 1. 5825 yang berarti setiap kenaikan satu unit output akan menyebabkan naiknya output sektor lainnya ( termassuk sektor angkutan laut sendiri) secara keseluruhan sebesar 1.5825 ( Fransiscus Wellirang dalam Revitalisasi Republik ).

Agaknya bupati Kalma Katta paham betul dasar pemikiran di atas. Itulah makanya beliau juga telah melangkah lebih jauh dengan rencana pemindahan pelabuhan Majene ke Totoli. Bupati Majene Kalma Katta, mengatakan pelabuhan merupakan salah satu fasilitas penting agar kegiatan pemerintahan maupun kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik.
“Pelabuhan digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, hingga bongkar muat barang yang dilengkapi dengan sejumlah fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan lainnya. Sehingga keberadaannya sangat penting untuk pengembangan ekonomi suatu daerah,” jelas Kalma.
Sesuai dengan pertimbangan pihak Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Majene, kata Kalma, letak pelabuhan yang ada di Pangalia-ali sangat tidak strategis. Karena letaknya yang tidak strategis serta volumenya yang berukurang kecil dibandingkan dengan pelabuhan lain yang ada di beberapa daerah, maka dibangunlah Pelabuhan baru yang memiliki volume lebih besar serta letak yang lebih strategis, yakni di Lingkungan Passarang, Kelurahan Totoli.

Ada beberapa problem dalam recana kerja sama dan program pemindahan pelabuhan di atas. Bontang adalah daerah yang sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat. Tentu saja sangat membutuhkan pasir, kerikil, granit yang berlimpah untuk mendukung pembangunannya di segala bidang. Dan di sana juga ada perusahaan petro kimia dan beberapa perusahaan pertambangan yang dipenuhi oleh ekspatriat atau pekerja asing. Itulah makanya, mereka butuh bahan makanan terutama sayuran dan daging yang kaya vitamin untuk memenuhi selera makan orang-asing itu yag memang peka dalam soal-soal nutrisi.

Majene memang butuh gas dan pupuk, tapi itu tak sepenting kebutuhan bahan-bahaan bengunan dari tambang galian C tersebut. Soal pupuk bisa disubstitusi dengan pupuk kandang atau kompos. Majene toch bukan sentral pertanian yang signifikan. Majene lebih potensial sebagai kota Pendidikan dan pariwisata yang notabene memerlukan banyak bahan-bahan untuk menyiapkan sarana dan prasaranya. Seperti jalan, bangunan, hotel termasuk pelabuhan. Banyak destinasi wisata di Majene yang sangat memerlukan pembangunan jalan. Bagaimana orang akan rajin datang ke Salabose melihat perayaan Maulid dan penampilan Sayyang Pattu’du kalau jalan ke sana masih belum mulus dan kurang fasilitas pendukung seperti Hotel atau minimal Penginapan. Belum lagi reancana untuk memberi nilai tambah pada tempat-tempat tujuan wisata. Seperti tempat pemandian Tirta yang katanya akan dibuat Water Boom di sana. Di pantai Barane konon akan dibangun Fying Fox.

Mengenai rencana menjual daging dan sayuran ke Bontang, itu bisa saja dilakukan asal stok di daerah jangan berkurang dan jadi mahal karenanya. Menurut Gurnal Myrdal, penduduk di daerah tertinggal mestinya lebih banyak makan, tentunya makanan sehat dan bergizi agar bisa lebih tahan lama bekerja dan produktif. Jari da sangga mande loka anna lame ayu..

Tulisn ini hanya uneg-uneg dari seorang perantau Mandar yang banyak tidak tahunya tentang Mandar dari pada yang dia tahu. Salut pada sikap enterpreunership pak Bupati Kalma Katta. Hanya tolong diperhatikan kemungkinan masalah lingkungan yang bisa menyertai eksplorasi pada tambang galian tipe C. Sumber daya yang kita akan jual ke daerah lain itu terbatas dan masih sangat dibutuhkan di daerah sendiri, sedangkan Bontang dari dulu memang kelebihn LNG dan pupuk untuk diekspor. Jadi siapa sebenarnya yang lebih diuntungkan dalam kerja sama diatas?

Khusus mengenai pelabuhan Majene, biarkan saja ia tetap di tempatnya. Karena ia begitu indah untuk direlokasi. Banyak kenangan dan pemandangan indah di sana. Ukurannya yang sedang-sedang saja memadailah untuk pelabuhan wisata dan antar pulau seperti pantai Marina dan pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta. Jadi biarkan pelabuhan lama Majene tetap ada, sementara teruslah dibangun pelabuhan Samudra di Palipi atau di Totoli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar