Selasa, 24 Desember 2013

ARTIS



Beberapa tahun lalu seorang teman dari Mandar minta diajak untuk jalan-jalan dan makan-makan di sebuah mall mewah di pusat Jakarta, sekitar bundaran HI. Waktu menikmati dunkin donat, saya bertanya padanya mengapa ia mau mentraktir saya di mall mewah dan mahal ini. Ia menjawab bahwa ia berharap akan ketemu artis yang katanya suka hang out di tempat ini. Mendengar keinginan sejatinya itu, saya tentu tidak bisa memvonisnya sebagai norak atau kampungan. Paling banter berkata dalam hati, temanku itu adalah salah satu dari milyaran orang di dunia yang telah jadi korban dominasi yang powerful dunia media elektronik, khususnya televisi dan film.
Televisi dan film memang telah mencetak manusia-manusia idola secara instan. Tak perduli apa sang idola punya bakat besar dan kontribusi yang memadai dalam memberi hal positif pada pemujanya. Asal saja ia muncul sering dan rutin di televisi, membintangi sebuah film, atau bermain pada sinetron yang lagi in maka sontak ia akan mejadi selebriti yang diminati dan dikagumi oleh jutaan orang. Dian Sastrowardoyo baru membintangi satu film saja, yakni film Ada Apa Dengan Cinta, sudah menjadi artis papan atas yang punya penggemar seabreg-abreg di seantero negri. Olga yang secara konstan muncul di acara Dahsyat tiap pagi, kontan menjadi host idola yang lansung juga dianugrahi award ini itu oleh dunia pertelevisian.
Bukan hanya lewat jalur big label orang bisa ngetop dewasa ini, tapi bisa lewat dengan cara bergerilya di internet atau youtube. Jika sudah beken dan beroleh pemirsa yang banyak di sana maka televisi segera akan menangkapnya untuk dijadikan tambang emas meraup untung yang besar . Norman Kamaru adalah contoh paling phenomenal dari syndrome youtube itu.
Apakah fenomena keartisan dengan segala sepak terjang dan kekaguman terhadapnya hanya monopoli Indonesia? Rasanya tidak, karena hal tersebut telah jadi fenomena global. Kekaguman dan kepercayaan terhadap eksistensi artis atau “ seniman” adalah begitu besar di Amerika Serikat yang penduduknya rata-rata sudah mapan dan berpendidikan. Hanya saja di sana saya tidak melihat artis kacangan yang berada di daftar tertinggi kekaguman dan trust masyarakat.
Di awal tahun ini tabloid Reader’s Digest mengkompilasi daftar 200 orang yang paling dipercaya oleh public Amrik atau “ The Most Trusted People In America”. Mereka adalah para opinion shapers dan headline makers. Tapi untuk mencapai skors yang diinginkan, telah disusun kriteria-kriteria yang meliputi ; karakter, integritas, bakat, kejujuran kepemimpinan, dll. Hasilnya sungguh di luar dugaan. Tokoh seperti Barack Obama jatuh diperingkat 65, Hillary Clinton 51, Condoleezza Rice 68, Billy Graham 67, Warren Buffett, salah satu dari orang terkaya di dunia di peringkat 71. Oprah Winfray saja ada di 59 atau Muhammad Ali petinju terhebat sepanjang masa hanya ada diperingkat 41.
Yang justru mendominasi di sepuluh besar adalah artis, bintang film, sutradara. Yang lain, satu penyair , satu host terlevisi dan dua orang Microsoft. Di bawah ini daftar 10 besar tersebut, lalu silahkan menarik kesimpulan sendiri tentang hasilnya.
1. Tom Hanks ( actor)
2. Sandra Bullock ( artis)
3. Denzel Washington (actor)
4. Meryl Streep (artis)
5. Maya Angelou ( penyair dan penulis)
6. Steven Spielberg ( sutradara)
7. Bill Gates ( copounder Microsoft)
8. Alek Trebek ( host jeopardy, televise)
9. Melinda Gates ( cochair, Bill & Melinda Gates Fondation)
10. Julia Robert ( artis, bintang film)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar