Minggu, 30 Maret 2014

THE POWER OF LOVE

Sebelum Allah menciptakan langit dan bumi, terlebih dulu telah menciptakan tujuh malaikat untuk menjadi penjaga tujuh lapis langit, masing-masing dengan tugasnya untuk menguji dan mengevaluasi setiap amal manusia sebelum sampai kepada Allah Tabaraka Wa Ta’ala. Jangan mengira malaikat itu bisa dibohongi dan disogok agar bisa lolos dari hadangan mereka terkait amal ibadah yang telah kita lakukan di dunia untuk beroleh ridha Allah.

Kendati penjaga amal manusia yang mengantarkan sendiri amal ke langit pertama dan diiringi cahaya, tetap saja penjaga langit pertama yang angker, tegas, tanpa konpromi, ngga doyan duit akan menginterogasi sang amal lalu akan berkata kepada malaikat penjaga amal,” Pukullah amal ini kepada muka pemiliknya. Akulah malaikat pengurus umpatan. Aku ditugaskan oleh Tuhanku, untuk tidak membiarkan amal seseorang yang di dalammya ada umpatan.”

Jika pada langit pertama atau langit dunia amal bisa lolos, dan dibawah ke langit kedua dengan puja-puji malaikat penjaga amal, maka di langit kedua akan ditahan lagi oleh penjaganya yang lebih keras dan berdisiplin sifatnya bak dosen killer. Dia akan berkata,” Berhenti! Pukullah amal ini kepada pemiliknya. Sesungguhnya pemilik amal ini berkeinginan untuk mendapatkan kehidupan dunia. Aku punya surat tugas dari Allah, untuk tidak begitu saja membiarkan amal orang yang menyombongkan diri melewatiku. Pemilik amal ini selalu menyombongkan diri kepada manusia dengan amalnya.”

Para penjaga amal naik lagi dengan membawa amal hamba. Amal tersebut gilang-gemilang bermandi cahaya sedekah, shalat dan puasa, penjaga amal pun takjub dibuatnya karena bisa lolos melewati penjagaan dan pemeriksaan di langit pertama dan kedua. Tetapi penjaga langit ketiga yang pasti lebih garang dan tegas akan menyetopnya dan berkata,” Stop! Pukullah amal itu kepada wajah pemiliknya. Aku adalah malaikat yang mengurus takabbur. Aku bertugas di sini untuk tak membiarkan amal seperti ini lolos begitu saja. Pemilik amal ini suka bersikap takabbur kepada manusia di majelis-majelis mereka.

Begitu seterusnya proses atau perjalanan naik amal seorang hamba. Di langit keempat akan dihadang oleh malaikat pencatat ujub atau pamer, langit kelima oleh malaikat yang mengurusi soal dengki. Di langit keenam akan dihadang oleh malaikat yang menyorot masalah hati manusia, apakah penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama, sehingga mau menolong setiap orang yang tertimpa bala atau penyakit.

Dilangit ketujuh akan menghadapi ujian dan pertanyaan yang lebih berat, kendati amal tersebut bersuara layaknya petir dan bercahaya bagaikan matahari serta dikawal oleh tiga ribu malaikat oleh sifat wara’ dan kesungguhan dalam beramal seperti puasa, shalat, menafkahi keluarga atau zakat. Di tingkat ini malaikat akan berkata,” Berhenti! Tamparlah amal ini ke muka dan seluruh anggota badan pemiliknya. Tutuplah hatinya dengan amal itu. Sesungguhnya aku akan meletakkan dinding ( hijab) dari Tuhanku, untuk setiap amal yang tidak dimaksudkan untuk Allah. Pemilik amal ini memiliki tujuan di luar Allah. Dengan amalnya ia berkeinginan memperoleh sebutan ulama, dan keagungan namanya tersiar di berbagai kota, di televisi, di radio-radio dan di media-media massa atau internet. Allah menugaskan padaku untuk tidak membiarkan amalnya lolos melewatiku. Setiap amal yang dilakukan dengan tidak bertujuan mencari ridha Allah ( tidak ikhlas), maka termasuk riya. Allah tidak akan menerima amal orang yang riya atau ingin dipuji.

Akhirnya amal itu akan tiba diujung perjalanan. Shalat, zakat, puasa, haji, umroh, kebaikan akhlak, diam dan dzikir kepada Allah akan diantar oleh tujuh malaikat sampai menembus dinding atau hijab demi hijab untuk sampai di hadapan Allah Ta’ala. Dan para malaikat akan berdiri dihadapan-Nya, menjadi saksi bahwa amal saleh tersebut dilakukan dengan ikhlas, demi mencari ridha Allah semata. Kemudian Allah berfirman.” Kalian adalah malaikat penjaga amal hamba-Ku. Sedang aku adalah Arraqib ( pengintip ) terhadap apa yang ada di hatinya. Sesungguhnya hamba-Ku tidak menghendaki Aku dengan amal ini. Ia menghendaki yang lain. Maka kepadanya adalah kutukan-Ku.”

Lalu para malaikat itu menjawab,” kepadanya kutukan-Mu, dan juga kutukan kami.” Lalu ketujuh langit dan malaikat di sana juga melaknat hamba pemilik amal tersebut…dan jalan keluar yang diberikan Rasulullah dalam masalah amal yang akan terkutuk itu dan inti amal yang bisa menghindari niat-niat buruk dan tersembunyi di atas, adalah seperti yang dikatakan beliau kepada Mu’adz. “ Wahai Mu’adz, sesungguhnya mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah dari hal itu. Cukuplah yang demikian itu untuk senantiasa engkau mencintai ummat manusia, dengan yang menurut engkau baik…jauhilah mereka dengan yang menurut engkau jelek. Maka ketika itu ( kamu lakukan) selamatlah engkau wahai Mu’adz.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar