Jumat, 18 April 2014

PUISIKU-PUISIMU

ANGAN-ANGAN


Rantai yang melilit jiwa
Tak sepanjang angan-angan
Yang memutus kisi-kisi waktu
Dan bertanya pada kegelapan

Berapa abad bisa menjaga
Tragedy dan cerita raja-raja
Yang pernah dibanggakan
Yang pernah dimakzulkan

Dari permadani sejarah
Cleopatra timbul dan menari
Bukan di depan Julius Caesar
Tapi di depanku ia merajuk

Mata Antonius yang cemburu
Kutikam dengan memeluk lekuk
Tubuh Sang Ratu yang meliuk
Di ruang biru khalayanku



Yang Kau Sebut


Jika tak bisa terbang tinggi, takkan kau lihat kurap di wajah bumi
Di tanah kita berebut lahan, lupa akan sorga yang begitu lapang
menampung kesabaran yang meluap dari jiwa-jiwa kelak
dan memasak setiap doa menjadi kunci pembuka pintunya
setiap jengkal yang kita rebut dan renggutkan dari yang haq
akan menjadi kawah yang memuncratkan panas neraka
bahkan bila seluruh dunia menghamba di kakimu
segunung emas permata, berlipat di dua tanganmu
hanya debu yang tak punya daya membelamu
dari jilatan api yang akan membakar habis igaumu
di dunia kau bermimpi, di bumi kau meracau
merebut mahkota raja malaikat suci
setan kau penjara dalam hati
dan bibir selalu menyebut nama Allah.


Pelangi

Pelangi yang terbit di matamu
Apakah warnanya berderai?
Menembus kabut kelam jiwaku
Yang berdiri di ujung senja ini

Sebelum malam membenam
Mengubur kenangan tersisa
Ku ingin kau mengulang lagi
cerita lama yang begitu indah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar