Senin, 07 April 2014

TIGA PUISI

Takdir

Seakan tlah menggaris takdir
Menggumuli bait-bait sunyi
Menyeruak jiwa paling ringkih
Nafas menyesak bunyi
Senada rintih zaman pilu
Seirama tarian orang pandir

Geresah angin menyelinap di tubuh waktu
Meluaskan pedih tak bersipongan
Merancang angan nyanyian memudar
Melayarkan harap keluar batas jangkauan
Dan sebelum semua tandas diberikan
Kita kan susut tinggal rangka

Apa yang tersisa dari tualang?
Hanya ranting gemeretak
Ditinggal pergi burung perenjak
Dan daun-daun luruh
Kembali ke tanah asal
tempat derita dibaringkan



DOA

Dalam doaku
Aku melihatmu seperti terbang
Menuju surga paling indah
Apakah kau akan tiba?
Berserahlah pada Tuhan
Lalu bakar keinginan membara
Yakinkan kau ditantang seribu galaksi
Dan lubang hitam di tiap canopi
Gugusan bintang jadikan anak tangga
Melompatlah melewati kerlingnya
Yang kadang genit menggoda
Dan perjamuan bulan
Biarkan di hadiri tamu lain
Mungkin seribu ketukanmu tak membuka pintu surga
Tapi semoga yang keseribu satu pintu akan terbuka
Jangan putus asa dalam Iman dan dari Hidayah Allah



Malam Sesat

Kutempuh malam berbusa rindu
Menjamu hasrat dekati-Mu
Tapi terasa kian jauh
Jiwaku merajuk

Cintaku yang subur meluber
Dengan ujung tangkai merapuh
Hanya kan menambah dosa kelam
Apakah aku telah mengusik-Mu ya Allah?

Sungguh aku hanya debu
Di kaki kebesaran dan kemulyaan-Mu
Doaku yang sesat semoga terampuni
Dan aku bisa kembali ke Cinta yang Kau ridhoi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar